Menu Melayang

Rabu, 14 Juni 2023

Masa Yang Sukar

Masa Yang Sukar

(Pembacaan Alkitab: 2 Timotius 3:1-9)

Salah satu hal yang sering dibicarakan ketika membahas akhir zaman adalah masa yang sukar, dan ketika mendengar tentang masa yang sukar, yang terbayang adalah bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau peperangan, atau segala sesuatu yang melambangkan sulitnya hidup manusia. Padahal, masa yang sukar tidaklah selamanya bencana alam seperti gempa bumi atau kelaparan, melainkan masa yang sukar karena manusia sendiri yang mulai mencintai dirinya sendiri, tidak tahu mengasihi, tidak lagi menghargai sesama, dan keberadaan manusia diukur dari kemampuan serta status sosialnya. Karena serakah, manusia mulai menjadi buas terhadap sesamanya, sehingga hari-hari ini dunia menjadi lebih jahat dari hutan rimba, di mana yang kuat menghabisi yang lemah.

Dari bacaan Kitab Suci hari ini, masa yang sukar akan terjadi ketika:

  1. Manusia mulai meninggalkan prinsip-prinsip moral (ayat 2). Uang memang perlu, jabatan mungkin perlu, tapi janganlah sampai kita meninggalkan prinsipprinsip moral seperti mengasihi, menjadi berkat, menghargai sesama. Kita harus lebih menuruti perintah-perintah Allah daripada hawa nafsu daging kita.
  2. Manusia memungkiri kekuatan ibadah (ayat 5). Hari-hari ini ibadah bukanlah lagi sesuatu yang diagungkan, sehingga diberlakukanlah hukum yang melarang dibangunnya rumah-rumah ibadah. Ketika manusia kehilangan kesempatan untuk beribadah, mereka akan menjadi jahat terhadap sesamanya. Oleh karenanya, marilah kita menjadikan ibadah sebagai sumber dasar hidup kita.
  3. Manusia selalu ingin diajar tapi tidak pernah dapat mengenal kebenaran (ayat 6-7). Hari-hari ini manusia cenderung tidak mau mengenal, apalagi hidup dalam kebenaran; manusia hanya mau hidup dengan hal-hal yang menyenangkan bagi diri sendiri. Padahal ketika kita hidup dalam kebenaran otomatis kita akan mengalami hal-hal yang menyenangkan dalam hidup kita.
  4. Manusia menjadi bodoh (ayat 9). Orang bodoh maksudnya adalah orang yang mendengar Firman tapi tidak melakukannya, atau orang yang memakai dasardasar keagamaan untuk menghalalkan segala cara dalam hidupnya. Padahal seharusnya ibadah mengubah kita semakin hari semakin dekat dengan Tuhan.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, sebagai orang percaya, apa pun yang terjadi kita harus tetap hidup menurut Firman, tetap melakukan kehendak Allah, sebab pengharapan kepada Tuhan tidak mengecewakan. Amin!

Blog Post

Related Post

Back to Top

Visitor

Cari Artikel