Menu Melayang

Selasa, 13 Juni 2023

Layak di Hadapan Allah

Layak di Hadapan Allah

(Pembacaan Alkitab: 2 Timotius 2:14-26)

Target hidup Kristiani bukanlah sekadar bagaimana agar kita diberkati, melainkan justru bagaimana agar kita layak di hadapan Allah. Mungkin banyak orang yang jauh lebih kaya daripada kita tapi mungkin hasil korupsi dan hidupnya sedang menuju ke neraka. Ketika kita ukur target hidup kita sekadar dari kekayaan, dari berkat, kita akan kehilangan dasar hidup yang sebenarnya. Ketika kita diperbudak oleh uang, hawa nafsu daging, sehingga kita menghalalkan segala cara demi uang atau status, sesungguhnya kita adalah orang yang tidak memilki hidup yang sebenarnya.

Yesus berkata, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." Artinya, hidup bersyukur, hidup menjadi berkat bagi orang lain, dan hidup tak berkekurangan.

Sayangnya banyak orang target hidupnya bukanlah menjadi layak di hadapan Allah; mereka mau Tuhan menjamah mereka, menyembuhkan mereka, tapi mereka lupa bahwa semuanya itu hanya bonus dari Tuhan. Target pertama haruslah kita layak di hadapan Allah; Yesus berkata, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya."

Dari bacaan Kitab Suci hari ini Paulus menjelaskan prinsip dasar pelayanan, yaitu menjadi layak di hadapan Tuhan, yaitu dengan:

  1. Menghindari omongan yang kosong (ayat 16), perkataan yang sia-sia; Alkitab mengatakan, "Hidup dan mati dikuasai lidah." Banyak persoalan timbul hanya karena perkataan yang keluar dari mulut kita. Agar menjadi layak di hadapan Tuhan, mulailah dari hal yang sederhana yaitu perkataan kita harus memberkati, menguatkan, membangun sesama.
  2. Meninggalkan kejahatan (ayat 19), yaitu pikiran, perkataan maupun perbuatan kita harus meninggalkan dosa.
  3. Menjauhi nafsu orang muda dan mengejar keadilan, kesetiaan, kasih dan damai (ayat 22). Artinya, sambil meninggalkan yang jahat dan menjauhi yang buruk, kita harus terus mendekatkan diri kepada kebenaran, sehingga akhirnya hidup kita semakin disempurnakan oleh kuasa kebenaran.
  4. Tidak membesar-besarkan persoalan (ayat 23). Kita harus mempunyai pikiran yang dewasa, mempunyai pikiran Kristus, yang tidak membesar-besarkan persoalan, sebab kita tahu bahwa di balik setiap persoalan ada rencana Tuhan yang luar biasa.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, ketika kita berjuang agar layak di hadapan Tuhan, barulah kita menerima makna hidup yang sebenarnya, dan mengalami bahwa "TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku," bahkan "tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti." Amin!

Blog Post

Related Post

Back to Top

Visitor

Cari Artikel