Menu Melayang

Jumat, 30 Juni 2023

Allah Berbicara

Allah Berbicara

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 1:1-4)

Salah satu hal yang paling membingungkan dalam gereja adalah ketika seseorang berkata "Tuhan berbicara kepada saya..." dan tidak lama kemudian ada lagi yang berkata, "Tuhan berbicara kepada saya...," tapi keduanya bertentangan, sampai akhirnya terjadi perdebatan dan perpecahan. Saya percaya bahwa nubuat itu ada dan seringkali benar, tapi terkadang nubuat itu perlu dikonfirmasi atau diteguhkan oleh Firman Allah. Alkitab mengatakan, "Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik," sebab seringkali banyak orang bukan bernubuat melainkan dibuat-buat. Jadi kita harus bisa membedakan mana suara hati manusia itu sendiri mana suara Tuhan. Itu sebabnya, penting kita miliki karunia untuk membedakan bermacam-macam roh, sehingga kita tidak tertipu, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat terang. Tapi ketika Tuhan yang berbicara, kita tidak perlu khawatir, karena Tuhan senantiasa menuntun kepada kemenangan.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, Allah tetap berbicara untuk menuntun kita kepada kebenaran; dahulu Allah berbicara melalui nabi-nabi-Nya, sekarang la berbicara melalui anak-Nya, dan Alkitab juga menjelaskan bahwa Allah tidak berubah, tetap menuntun dan menyatakan kasih-Nya.

Pertanyaannya, dengan cara apa saja Allah berbicara?

  1. Lewat FirmanNya. Lewat Alkitab yang kita baca dan pelajari, serta lewat Firman yang kita dengar, sebagai tuntunan-Nya untuk menempuh jalan hidup benar.
  2. Lewat kegagalan-kegagalan kita. Allah mau kita tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri, mau kita tidak sombong dan jauh dari-Nya, dan mau kita mengubah sifat dan karakter kita, karena sifat dan karakter itulah yang seringkali menjadi penyebab kegagalan kita.
  3. Lewat keadaan di sekitar kita. Alkitab mengatakan bahwa semua keadaan, entah suka atau duka dalam hidup ini, akan memperkuat iman kita dan senantiasa menuntun kita di dalam kasih Allah.
  4. Lewat akal sehat kita. Allah juga berbicara lewat akal sehat kita, karena Allah mau supaya kita tetap naik dan bukan turun, dan Allah mau kita selalu diberkati dan bukan mengalami kutuk.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Allah akan terus berbicara kepada kita untuk menuntun kita ke dalam rencana-Nya yang luar biasa bagi hidup kita, sehingga langkah hidup kita senantiasa berkemenangan demi kemuliaan-Nya. Amin!

Blog Post

Related Post

Kamis, 29 Juni 2023

Aku Akan Membayarnya

Aku Akan Membayarnya

(Pembacaan Alkitab: Filemon 1:17-25)

Di tengah gelombang perekonomian dan bisnis yang semakin tidak pasti, tidak sedikit penerbit kartu kredit dan dealer kendaraan bermotor mula menggunakan jasa penagih hutang. Sungguh ironis; di satu sisi bangsa kita berbicara tentang anti kekerasan, tapi di sisi lain bangsa kita justru membiarkan praktik-praktik seperti itu. Persoalannya adalah seringkali orang tidak mau memenuhi kewajibannya, tidak mau membayar hutangnya. Nah, hidup Kristiani adalah hidup yang bertanggung jawab, bahkan Kristus telah memberikan teladan dengan membayar bukan saja hutang anak-anak-Nya melainkan juga hutang seluruh umat manusia di dunia ini. Alkitab mengatakan, "...surat hutang...itu ditiadakanNya dengan memakukannya pada kayu salib."

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Paulus adalah orang yang bertanggung jawab dengan perkataannya; ia meminta agar Filemon menerima Onesimus kembali, dan mengatakan "Kalau dia sudah merugikan engkau atau pun berhutang padamu... aku akan membayarnya." Dari sini dapat kita lihat bahwa hidup Kristiani adalah hidup yang tidak mementingkan diri sendiri, hidup yang bertanggung jawab.

Pertanyaannya adalah, mengapa dalam kekurangannya, dalam situasi kondisinya yang sukar, Paulus mau membayarnya?

  1. Karena ia hidup bertanggung jawab. Sebagai orang percaya, hendaklah kita bukan pandai berbicara dan berjanji saja, melainkan juga bertanggung jawab dalam hidup ini.
  2. Karena ia siap menanggung risiko pelayanan. Hari-hari ini banyak orang yang mau mencari keuntungan dari pelayanan tanpa mau membayar harganya. Ketika Paulus sedang dipenjara, ia tetap memberitakan Injil kepada teman sepenjaranya, yang akhirnya bertobat; demikianlah Paulus siap menanggung risiko pelayanannya.
  3. Karena kasihnya tulus. Kasih Paulus tulus, bukan hanya dengan perkataan melainkan juga dengan kesiapan membayar harga.
  4. Karena ia tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus berkata, "Adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah?" Dengan kata lain Paulus mau mengatakan bahwa ia hanya mencari kesukaan Allah.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, dari Paulus kita belajar hidup bertanggung jawab, memiliki kasih yang tulus, dan tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri. Biarlah hidup kita senantiasa menjadi berkat bagi sesama demi kemuliaan Bapa kita di sorga. Amin!

Blog Post

Related Post

Rabu, 28 Juni 2023

Hidup Yang Berharga

Hidup Yang Berharga

(Pembacaan Alkitab: Filemon 1:8-16)

Salah satu persoalan terbesar dalam hidup hari-hari ini adalah ketika manusia mulai merasa dirinya tidak berharga, karena hari-hari ini manusia lebih dianggap mesin yang dinilai dari kemampuannya memproduksikan sesuatu yang baik; selama mesin ini produktif, ia akan dihargai dan dipelihara, tapi ketika mesin ini sudah tidak produktif lagi, ia tidak ada harganya lagi dan akan dibuang. Tidak sedikit orang yang akhirnya dibuang, ditinggalkan, hanya karena sempat gagal; demikianlah manusia semakin hari semakin merasa dirinya tidak berharga, karena nilainya tergantung pada kekayaannya, status sosialnya, dan segala sesuatu yang mampu ia kerjakan dan produksikan. Siapa yang lebih kuat, dialah yang menang; manusia hari-hari ini tidak lagi dihargai menurut harkat martabatnya sebagai ciptaan Allah. Oleh karena itu, sebagai orang percaya, marilah kita belajar menghargai sesama manusia, maka kita akan merasakan suasana sorga di sekitar kita.

Nah, bagaimana caranya agar hidup kita berharga?

  1. Dengan meninggalkan dosa. Dosa itulah yang menjadikan manusia merasa dirinya tidak berharga. Oleh karena itu, bertobatlah, maka Tuhan akan memulihkan dan mengangkat kita.
  2. Dengan hidup dalam kasih. Seringkali hidup kita menjadi batu sandungan bagi orang lain karena kita hidup dalam kekerasan, kekasaran, bentakan dan cacimaki, sehingga akhirnya orang menjadi kecewa. Tapi ketika kita hidup dalam kasih, hidup kita menjadi berharga, orang akan merasakan kasih Kristus yang nyata lewat hidup kita.
  3. Dengan melayani Kristus dengan yang terbaik. Sejatinya hidup Kristiani adalah pelayanan, karena kita yang percaya adalah orang yang sudah diselamatkan karena pelayanan Kristus, sebagaimana dikatakan dalam Alkitab, "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani."
  4. Dengan rela berkorban demi orang lain. Dunia hari-hari ini sudah terlampau penuh dengan orang egois, padahal Alkitab mengajarkan agar kita menjadi orang yang rela berkorban demi orang lain.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Yesus sudah mencurahkan darah-Nya bagi setiap orang yang menerima-Nya, dan Alkitab mengatakan, "Semua orang yang menerima-Nya diberl-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah." Ketika kita sadar bahwa kita ini anak Allah, kita juga akan menyadari betapa berharganya hidup kita di dalam terang kasih-Nya. Amin!

Blog Post

Related Post

Selasa, 27 Juni 2023

Hidup Yang Nyata

Hidup Yang Nyata

(Pembacaan Alkitab: Filemon 1:4-7)

Salah satu hal yang paling Yesus benci ketika la hidup melayani di muka bumi adalah kemunafikan, karena kemunafikan adalah hidup dalam kepalsuan. Hidup Kristiani bukanlah hidup dalam kepalsuan, melainkan hidup yang nyata apa adanya. Ketika seseorang menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, dan bertekad meninggalkan dosa dalam hidupnya, hal itu dimulai dari dalam hati hingga terpancar ke luar.

Dalam suratnya kepada Filemon, yang adalah salah seorang buah pelayanannya, Paulus mengingatkan bahwa meskipun segala hal yang baik sudah Tuhan kerjakan dalam hidup Filemon, Filemon tetap punya tanggung jawab, yaitu menyatakan kasih karunia Allah itu dalam keseharian hidupnya yang nyata. Filemon bukan hanya seseorang yang sudah bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, melainkan juga seseorang yang sudah berubah; perubahan itulah yang hendaknya tampak dalam perilaku serta tindakan nyatanya sehari-hari.

Nah, apa saja perilaku dan tindakan nyata tanda pertobatan kita?

  1. Kasih yang nyata (ayat 5). Ketika kita sudah dijamah oleh Tuhan, walaupun kita tetap menghadapi berbagai persoalan, hati kita sudah berubah menjadi lemah lembut dan penuh kasih.
  2. Iman yang teruji (ayat 5). Yaitu bahwa di tengah berbagai masalah dan pergumulan hidup, kita tetap berkata dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan bahwa di dalam Yesus ada jalan ke luar.
  3. Pengetahuan yang benar (ayat 6). Alkitab menyinggung "persekutuanmu di dalam iman," artinya persekutuan untuk bersama-sama lebih memahami Firman, sebagaimana dikatakan Alkitab "iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."
  4. Terhibur dan menghibur (ayat 7). Artinya di satu pihak kita menerima kekuatan dan penghiburan dari Allah sehingga di tengah berbagai masalah dan pergumulan hidup pun kita tetap penuh sukacita dan damai sejahtera, tetapi di lain pihak kita juga selalu memberikan kekuatan dan penghiburan bagi orang-orang di sekeliling kita.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, hendaklah lewat hidup kita orang dapat melihat bahwa kasih Kristus sungguh nyata, sehingga hidup kita selalu menjadi berkat di mana pun kita berada, dan orang memuliakan Bapa yang kekal di sorga. Amin!

Blog Post

Related Post

Senin, 26 Juni 2023

Seorang Hukuman

Seorang Hukuman

(Pembacaan Alkitab: Filemon 1:1-3)

Hidup yang paling indah adalah hidup yang bebas dari hukuman, sedangkan hidup yang paling menekan adalah hidup yang dikejar-kejar oleh hukuman. Misalnya, seseorang yang hidupnya dikejar-kejar oleh penagih hutang takkan merasa tenang; ia tahu ia bersalah, ia tahu ia pantas dihukum, sehingga ia akan hidup dalam ketakutan. Sebagai orang percaya, kita adalah orang yang sudah bebas dari hukuman, karena di atas kayu salib Yesus berkata, "Sudah selesai." Tadinya kita memang pantas dihukum, pantas dibuang dari hadirat Allah ke dalam neraka yang kekal, tapi ketika darah Kristus tertumpah, Alkitab mengatakan bahwa "setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, Alkitab mengatakan, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah...upah dosa ialah maut." Itu berarti semua orang, termasuk Saudara dan saya, sesungguhnya adalah orang hukuman. Tapi syukur kepada Allah yang di dalam Kristus telah menanggung hukuman atas dosa seluruh umat manusia, sehingga setiap orang yang percaya mengetahui, bahwa di dalam Kristus kita adalah orang yang sudah merdeka, tidak lagi terikat oleh hukuman, melainkan hidup dalam kemenangan demi kemenangan hingga kita masuk ke dalam kemuliaan Allah yang kekal.

Dari bacaan Kitab Suci hari ini Paulus sendiri menyebut dirinya seorang hukuman. Mengapa setiap manusia adalah orang hukuman?

  1. Karena dosa menuntun manusia kepada hukuman dan tak ada yang dapat membereskan dosa manusia selain kasih karunia Allah.
  2. Karena tanpa penumpahan darah Kristus, tak ada pengampunan dari hukuman. Seseorang boleh giat beramal ibadah dan melakukan perbuatan baik, tapi hukuman atasnya takkan pernah batal selain oleh darah Kristus.
  3. Karena tanpa mau berbalik dari jalan yang jahat hukuman akan terus mengikat. Setelah menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, kita dibasuh oleh darah-Nya; maka sudah layak dan sepantasnya kalau kita berbalik dari jalan-jalan kita yang jahat sehingga bebas dari segala hukuman dan menjadi orang yang hidup berkemenangan.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, marilah kita bersyukur kepada Allah dan mengasihi Yesus Kristus dengan mentaati segala perintah-Nya, karena kita tahu bahwa Dialah yang membebaskan kita dari segala hukuman lewat pengorbanan-Nya di kayu salib, sehingga kita boleh hidup berkemenangan hingga kita masuk ke dalam kemuliaan-Nya yang kekal. Amin!

Blog Post

Related Post

Minggu, 25 Juni 2023

Persoalan Yang Dicari-cari

Persoalan Yang Dicari-cari

(Pembacaan Alkitab: Titus 3:8-15)

Secara garis besar ada tiga tipe manusia yaitu: mereka yang lari dari persoalan ke narkoba, ke dukun dan lain sebagainya; mereka yang menghadapi persoalan; dan mereka yang mencari-cari persoalan, yang selalu merasa hidupnya tidak bahagia.

Dalam hidup ini, banyak persoalan yang sesungguhnya tidak prinsip dan hanya dicari-cari, persoalan kecil yang dibesar-besarkan, hingga akhirnya mendatangkan kekecewaan dan sakit hati; tidak sedikit perpecahan dalam rumahtangga dan gereja terjadi karena persoalan yang dicari-cari atau persoalan kecil yang dibesar-besarkan. Sebagai orang percaya, dengan iman kita harus belajar tekun dan sabar menanggung segala perkara, sehinga tidak tertipu oleh iblis lewat persoalan yang dicari-cari.

Apa saja yang termasuk persoalan yang dicari-cari?

  1. Persoalan kecil yang dibesar-besarkan. Sesungguhnya persoalannya sederhana, tapi karena kita tersinggung, kecewa dan tidak mau berkomunikasi, akhirnya persoalan kecil menjadi besar.
  2. Persoalan yang ditanggapi dengan pikiran negatif. Apa pun persoalan hidup kita, ketika kita tanggapi dengan pikiran negatif, akan semakin menekan hidup kita sendiri.
  3. Persoalan yang timbul akibat kebodohan kita sendiri. Ketika kita cenderung emosi dan menuruti hawa nafsu daging, kita bodoh; dan akibat kebodohan kita sendiri, jangan heran kalau timbul berbagai persoalan yang tidak perlu.
  4. Persoalan yang terjadi akibat keputusan yang keliru. Ketika kita cenderung gegabah mengambil keputusan dengan mengandalkan pemikiran sendiri tanpa meminta hikmat dari Tuhan, keputusan kita lebih sering keliru, dan keputusan yang keliru akan disertai oleh berbagai persoalan yang tidak perlu.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, hidup Kristiani tidaklah bebas dari persoalan; tapi janganlah hendaknya kita menanggung konsekuensi-konsekuensi negatif akibat persoalan yang dicari-cari; marilah kita hidup oleh iman, dengan pandangan yang terus tertuju kepada Kristus, maka niscaya kita akan mampu menyelesaikan setiap persoalan yang Tuhan izinkan terjadi, dan bukan menghadapi persoalan yang dicaricari. Amin!

Blog Post

Related Post

Sabtu, 24 Juni 2023

Dahulu Dan Sekarang

Dahulu Dan Sekarang

(Pembacaan Alkitab: Titus 3:1-7)

Dalam hidup ini ada 3 tipe manusia: mereka yang senang bernostalgia, mereka yang senang berkhayal, dan mereka yang hidup hanya untuk hari ini, tidak peduli dengan hari kemarin atau hari esok, yang penting hari ini. Demikianlah manusia tak dapat dipisahkan dari masa atau zaman: dahulu, hari ini, dan hari esok. Tapi ketiga-tiganya tidak baik; ketika kita menekankan hanya pada hari kemarin, atau hanya pada hari esok, atau hanya pada hari ini, segala sesuatunya menjadi tidak seimbang. Yang terbaik adalah belajar dari hari kemarin, tekun menjalani hari ini sambil memandang kepada hari esok. Jadi kita belajar dari segala yang pernah kita alami, entah kegagalan atau keberhasilan, kepahitan atau kesenangan, dan lain sebagainya, lalu tekun menjalani hari ini, sambil memandang kepada hari esok. Sebab pada dasarnya setiap manusia punya masa lalu; yang penting adalah belajar mengambil yang positif dari masa lalu, tekun menjalani masa sekarang, mengetahui bahwa "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia"; kasih setia Tuhan yang luar biasa itulah yang menuntun kita sampai kepada hari ini.

Dari bacaan Kitab Suci hari ini, ada beberapa hal penting yang dapat kita pelajari, antara lain:

  1. Kita dahulu dan kita sekarang haruslah berbeda. Masa lalu kita boleh gelap, penuh dosa, asalkan sekarang kita berubah; jangan sampai sebaliknya: masa lalu kita baik, sekarang malah tidak baik.
  2. Keberadaan kita dahulu jangan sampai mengikat keberadaan kita sekarang. Janganlah menangisi pengalaman-pengalaman di masa lalu; belajarlah memetik manfaatnya demi menjalani hari depan, dengan kepastian bahwa Roh Kudus akan menuntun kita.
  3. Mulai sekarang kita harus terus diperbaharui oleh Roh Kudus. Suatu hari kelak setiap kita yang percaya harus menjadi mempelai Kristus yang tak bercacat dan tak bercela; itu berarti semakin hari kita harus semakin berkenan kepada Tuhan dengan bergaul erat dengan Firman-Nya serta melakukannya.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, orang yang belajar dari hari kemarin dan tekun menjalani hari ini sambil memandang kepada hari esok akan menjadi orang yang sukses dalam hidupnya demi kemuliaan Tuhan. Amin!

Blog Post

Related Post

Jumat, 23 Juni 2023

Umat Kepunyaan-Nya

Umat Kepunyaan-Nya

(Pembacaan Alkitab: Titus 2:11-15)

Memiliki dan dimiliki adalah kebutuhan dasar hidup manusia; sebagai manusia kita perlu memiliki suami, istri, anak, pendidikan, rumah dan lain sebagainya. Di lain pihak, kita juga perlu dimiliki; kita perlu menjadi anggota keluarga yang dikasihi. Nah, sebagai orang percaya, kita juga perlu menjadi anggota gereja, bagian dari gereja, bagian dari komunitas dan lingkungan orang percaya, sebab ketika kita memiliki dan dimiliki itulah kita hidup dalam keseimbangan.

Kristus adalah milik kita yang luar biasa; kita patut bangga memiliki Yesus sebab memiliki Dia berarti memiliki segala-galanya. Di lain pihak, kita yang percaya juga dimiliki oleh Kristus, dan dimiliki Dia yang empunya kuasa di sorga maupun di bumi berarti kita tidak perlu takut menghadapi apa pun.

Nah, apa ciri umat kepunyaan Allah?

  1. Diselamatkan karena kasih karunia Allah oleh iman (ayat 11). Kita diselamatkan bukan karena amal ibadah kita, bukan karena perbuatan baik kita, melainkan karena kasih karunia Allah oleh iman, di mana Dia yang berkorban demi meyelamatkan kita.
  2. Dididik untuk meninggalkan kefasikan (ayat 12) sehingga semakin hari semakin serupa dengan Kristus.
  3. Hidup bijaksana, adil dan beribadah (ayat 12) karena kita mengerti kehendak Allah dan menjalankan tanggung jawab kita dengan segala keadilan, sebagai ungkapan nyata ibadah kita kepada-Nya.
  4. Senantiasa menantikan kemuliaan Allah (ayat 13) sehingga kita hidup dalam damai sejahtera di tengah-tengah situasi kondisi apa pun.
  5. Senantiasa memberitakan kasih, kemurahan dan kuasa Tuhan (ayat 15) sebagaimana layaknya orang percaya, baik lewat perkataan, perbuatan, bahkan hidup kita.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, Allah bukan saja ingin memberkati kita, tapi juga ingin lebih dekat dengan kita, menguduskan kita sebagai umat kepunyaan-Nya sendiri, agar lewat hidup kita orang lain dapat mengalami serta menerima kasih karunia-Nya yang nyata. Amin!

Blog Post

Related Post

Kamis, 22 Juni 2023

Ajaran Yang Sehat

 Ajaran Yang Sehat

(Pembacaan Alkitab: Titus 2:1-10)

Tubuh manusia membutuhkan makanan dan minuman yang sehat, udara yang sehat dan segar; jiwa dan roh kita pun membutuhkan santapan rohani yang sehat, hubungan pribadi yang sehat dengan Tuhan, gereja dan komunitas di mana rohani kita bisa bertumbuh sehat karena ajaran-ajaran yang sehat. Ketika kita tidak mendapatkan ajaran-ajaran yang sehat, iman kita mudah goyah; demikianlah banyak orang yang bertahun-tahun rajin ke gereja tapi imannya mudah goyah karena tidak mendapatkan ajaran-ajaran yang sehat; hanya ajaran yang sehat dan murni itulah yang akan menjadikan rohani kita bertumbuh sehat dan kuat di dalam Tuhan.

Dalam bacan Kitab Suci hari ini, kita melihat bahwa ajaran yang sehat itu membangun hidup seseorang, keluarga dan pelayanannya serta jemaatnya, sehingga tidak mudah dipengaruhi atau diserang. Nah, apa saja yang disebut ajaran yang sehat?

  1. Ajaran yang menuntut pengorbanan. Tanpa pengorbanan, kita takkan melihat janji-janji Tuhan digenapi; kita harus berani berkorban, menyalibkan daging dan hawa nafsu kita, agar dapat hidup dalam pimpinan Roh Kudus dan melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan.
  2. Ajaran yang tertuju hanya kepada Yesus; Dialah Juruselamat, Mesias dan sumber kepastian hidup kita. Ketika pandangan kita tertuju kepada Yesus, di situ kita akan melihat pertolongan kuasa-Nya.
  3. Ajaran yang menantang kita untuk meninggalkan dosa. Hari-hari ini banyak ajaran yang hanya berbicara tentang berkat dan segala kelimpahan tanpa menantang manusia untuk meninggalkan dosa, sehingga orang menganggap dirinya akan tetap diberkati meskipun hidup dalam dosa.
  4. Ajaran yang menjadikan kita semakin hari semakin rohani, semakin dekat dengan Tuhan, dan semakin serupa dengan Kristus.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, janganlah kita terpengaruh dengan ajaran-ajaran yang menyesatkan agar kita tidak mudah diombang-ambingkan; hendaklah pandangan kita tetap tertuju kepada Tuhan, sehingga semakin hari kita semakin melihat kemuliaan-Nya dinyatakan dalam hidup kita. Amin!

Blog Post

Related Post

Rabu, 21 Juni 2023

Omongan Sia-sia Atau Fitnah

Omongan Sia-sia Atau Fitnah

(Pembacaan Alkitab: Titus 1:5-16)

Dari mulut manusia ada dua hal yang paling berbahaya: gosip dan fitnah, yang seringkali seiring; perkataan penggosip biasanya berisi fitnah, dan biasanya fitnah disebarkan lewat gosip. Alkitab mengatakan, "Hidup dan mati dikuasai lidah," berarti entah kita banyak kawan atau banyak lawan sangat ditentukan oleh lidah kita. Hari-hari ini banyak orang demikian kecewa sampai mundur dari pelayanan karena gosip atau fitnah; banyak rumahtangga hancur, hubungan antara orangtua dengan anaknya hancur, karena gosip atau fitnah.

Dalam bacaan Kitab Suci hari ini kita belajar bagaimana hendaknya kita menyikapi omongan yang sia-sia atau fitnah:

  1. Dengan memiliki kwalitas hidup yang berkenan kepada Allah (ayat 7-9). Orang boleh mengatakan apa pun tentang kita tapi selama kwalitas hidup kita benar maka itu akan menjadi kekuatan kita dalam menghadapi apa pun.
  2. Dengan tidak menggubris omongan yang sia-sia (ayat 10-11). Penggosip atau pemfitnah paling senang ketika ditanggapi, karena dengan demikian mereka mendapatkan bahan baru untuk melanjutkan gosip atau fitnah mereka. Selama kita hidup benar, kita tidak perlu menggubrisnya.
  3. Dengan bersikap tegas (ayat 12-13) namun bukan kasar atau keras. Ketika berhadapan dengan penggosip atau pemfitnah, hendaklah kita tanyakan baikbaik, kita tegor dengan Firman, dan bukan kita marahi atau kita caci-maki.
  4. Dengan teguh memegang kebenaran (ayat 14) maka Roh Kudus akan menolong kita.
  5. Dengan hidup suci (ayat 15) sehingga mulut kita pun suci, tidak reaktif terhadap penggosip atau pemfitnah, melainkan tetap memberkati dan membiarkan Roh Kudus yang bekerja.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, janganlah kita menjadi penggosip atau pemfitnah, dan ketika kita mendengar gosip atau fitnah, hendaknya kita selidiki dulu sambil meminta petunjuk Tuhan, sehingga pikiran kita tidak mudah disesatkan, melainkan tetap tertuju kepada Tuhan, sumber kemuliaan hidup yang kekal. Amin!

Blog Post

Related Post

Selasa, 20 Juni 2023

Allah Yang Tidak Berdusta

Allah Yang Tidak Berdusta

(Pembacaan Alkitab: Titus 1:1-4)

Hari-hari ini, berbohong tidak lagi dianggap dosa; berdusta sudah menjadi biasa. Ketika sedang terjepit, jalan ke luar paling tidak riskan adalah berdusta; bahkan dalam keluarga pun, antara suami istri, antara orangtua anak, dusta sudah menjadi biasa; demikianlah perselingkuhan semakin biasa. Padahal tentang pendusta Alkitab mengatakan, "Iblislah yang menjadi bapamu...ia adalah pendusta dan bapa segala dusta."

Demikianlah kita tidak bisa mengandalkan manusia karena manusia banyak berdusta; kita hanya dapat berharap dan mengandalkan Tuhan; tentang orang yang mengandalkan Tuhan Alkitab mengatakan, "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun..."

Nah, apa dasar kepastian kita bahwa Allah tidak berdusta?

  1. Karena la adil dan benar. Banyak orang mengaku hamba Tuhan tapi perbuatannya tidak mencerminkan hamba Tuhan; banyak orang mengaku suami tapi perbuatannya tidak mencerminkan kepala keluarga. Demikianlah banyak orang tidak mencerminkan keberadaannya yang sebenarnya. Tapi Allah kita adil dan benar, dan karena itu la tidak mungkin berdusta.
  2. Karena la mengasihi kita. Seseorang yang mencintai pasangannya takkan berdusta dan menyakiti dia; Allah demikian mengasihi kita sampai mencurahkan darah-Nya bagi kita; bagaimana mungkin la berdusta?
  3. Karena la tidak dapat didesak oleh siapa pun atau apa pun. Allah kita luar biasa; setan boleh merancangkan apa pun dalam hidup kita, tapi Allah tidak pernah terdesak oleh siapa pun atau apa pun; Allah tetap akan mengerjakan segala sesuatunya tepat pada waktu yang dikehendaki-Nya.
  4. Tidak ada kuasa yang dapat menghalangi rencana Allah. Setan boleh menekan hidup kita, tapi kita harus tetap percaya bahwa tidak ada yang dapat menghalangi rencana Allah bagi hidup kita.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, sebagai orang percaya kita harus tahu bahwa hidup Kristiani adalah hidup yang mengatakan "Ya" jika ya, dan mengatakan "Tidak" jika tidak, karena sebagai umat Kristiani kita adalah anak-anak Allah, dan Bapa kita di sorga tidak berdusta. Amin!

Blog Post

Related Post

Senin, 19 Juni 2023

Tuhan akan Mendampingi dan Menguatkan

Tuhan akan Mendampingi dan Menguatkan

(Pembacaan Alkitab: 2 Timotius 4:14-22)

Tuhan mengasihi kita dan memberikan kehendak bebas, tapi la juga memberikan tanggung jawab, agar kita menjadi tangguh, teguh dan kuat dalam hidup ini. Ia tidak mau kita menjadi anak-anak yang manja dengan mengerjakan segala-galanya bagi kita; seandainya la mengerjakan segala-galanya bagi kita, la bukanlah Tuhan yang mengasihi melainkan justru menjerumuskan kita, karena kita takkan pernah menjadi dewasa, kuat dan tangguh dalam menjalani hidup ini. Ketika kita tidak berhasil mencapai sesuatu yang kita inginkan, itu bukanlah karena Tuhan tidak mengasihi kita, melainkan seringkali karena kita sendiri yang terlalu malas dan manja; hal-hal yang mampu kita kerjakan, haruslah kita kerjakan sendiri; hal-hal yang tidak mampu kita kerjakan, baru Tuhan yang akan mengerjakannya bagi kita. Yesus memanggil kita dan berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepada-Mu ...Aku akan mengerjakannya bagimu."

Dari bacaan Kitab Suci hari ini kita melihat untuk apa Tuhan mendampingi dan menguatkan kita:

  1. Agar kita siap menghadapi niat jahat manusia (ayat 14-15). Janganlah heran ketika banyak orang merancangkan yang jahat kepada kita; yang penting kita tetap waspada, peka mendengar suara Tuhan, dan menyadari bahwa kita didampingi dan dikuatkan oleh-Nya.
  2. Agar kita kuat ketika dikhianati (ayat 16). Dunia ini penuh dengan pengkhianat, namun sebagai orang percaya, janganlah kita membalas yang jahat dengan yang jahat; sekalipun kita dikhianati kita harus tetap memberkati dan mendoakan orang yang mengkhianati kita.
  3. Agar kita tetap menjadi saksi Injil dalam segala keadaan (ayat 17), bukan hanya ketika kita sukses melainkan dalam segala keadaan, sehingga hidup kita menjadi kesaksian hidup bagi banyak orang.
  4. Agar kita mendapatkan keselamatan yang kekal (ayat 18). Alkitab mengatakan, "Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." Iblis ingin kita kecewa dengan pelayanan, menjauh dari Tuhan; tapi sebagai orang percaya kita harus tetap bangkit dan mendekat kepada Tuhan, karena Dialah yang akan mendampingi dan menguatkan kita dalam segala perkara, dan mengerjakan mujizat bagi kita tepat pada waktunya.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, apa pun yang sedang terjadi dalam hidup kita, Tuhan tetap mendampingi dan menguatkan kita; la tahu ketika kita tidak sanggup dan tidak kuat lagi, sebab Dialah Allah yang memperhatikan kita dan bertindak bagi kita ketika kita tidak sanggup lagi. Amin!


Blog Post

Related Post

Minggu, 18 Juni 2023

Hati yang Tertuju Kepada Pelayanan

 Hati yang Tertuju Kepada Pelayanan

(Pembacaan Alkitab: 2 Timotius 4:11-13)

Hati seseorang sangat menentukan hasil pekerjaannya; seseorang boleh saja terlibat dalam pelayanan tapi kalau hatinya hati bisnis, itu sangat berbahaya; lebih baik seorang pebisnis berhati pelayan Tuhan, daripada seorang pendeta berhati pebisnis karena yang ia pikirkan hanyalah keuntungan serta perhitungan-perhitungan bisnis. Janganlah sampai kita terlibat dalam kegiatan-kegiatan rohani, terlibat dalam kegiatan-kegiatan pelayanan, tapi hati kita tidak tertuju kepada pelayanan. Ketika hati kita tertuju kepada pelayanan, kita hanya akan memandang Yesus dalam segala perkara sehingga tidak ada persoalan yang terlalu besar karena kemuliaan Kristus lebih dari segala-galanya.

Entah kita seorang pelajar atau mahasiswa atau ibu rumahtangga, atau pedagang atau pejabat, hendaknya kita mempunyai hati yang tertuju kepada pelayanan. Dalam bacaan Kitab Suci hari ini kita melihat bahwa menjelang akhir hayatnya pun Paulus masih mau lebih mendalami Injil lagi, agar lebih mengenal Kristus. Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari sini?

  1. Dalam pelayanan kita harus berani membuang gengsi. Di dalam Kristus tidak ada kata gengsi, karena kita hanya hamba yang diselamatkan oleh kasih karunia.
  2. Dalam pelayanan kita harus berjiwa besar mendahulukan pelayanan daripada apa pun. Banyak orang punya karunia besar tapi berjiwa kerdil, usianya sudah dewasa tapi jiwanya masih kekanak-kanakan. Kita harus punya jiwa besar untuk pelayanan Tuhan lebih daripada apa pun dalam hidup kita.
  3. Dalam pelayanan kita harus percaya bahwa segala sesuatu yang Tuhan izinkan terjadi adalah untuk kebaikan. Ketika kita sudah menyerahkan hidup kita untuk pelayanan, janganlah kita sakit hati dan kecewa ketika menghadapi persoalan; kita tahu bahwa segala sesuatu yang Tuhan izinkan terjadi adalah untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, dalam melayani Tuhan tantangan dan masalah pasti ada, tapi ketika hati kita tertuju kepada pelayanan, kita akan tenang dan sabar menghadapi segala sesuatu, sehingga kita tetap hidup bersukacita dan penuh syukur karena hati yang tertuju kepada pelayanan. Amin!

Blog Post

Related Post

Sabtu, 17 Juni 2023

Mencintai Dunia

 Mencintai Dunia

(Pembacaan Alkitab: 2 Timotius 4:9-10)

Cinta sangatlah mempengaruhi hidup manusia; cinta dapat menjadikan seseorang bersemangat, tapi cinta juga dapat menjadikan seseorang putus asa; kekuatan cinta sungguh luar biasa. Wajar kalau kita perlu memperhatikan betul siapa atau apa yang kita cintai, karena hal itu akan sangat menentukan arah dan bagaimana hidup kita; ketika kita mencintai yang positif, otomatis dampaknya akan positif, tapi ketika kita mencintai yang negatif, otomatis dampaknya akan negatif.

Ketika kita mencintai Tuhan, otomatis hidup kita akan benar, berkwalitas, menyaksikan berkat-berkat Tuhan. Tapi ketika kita mencintai dunia, hidup kita akan diperbudak oleh dunia, dan ujung-ujungnya berakhir dengan kebinasaan. Alkitab mengatakan, "Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya."

Dari bacaan Kitab Suci hari ini jelas bahwa sangatlah berbahaya ketika orang yang melayani Tuhan kembali mencintai dunia, dengan ciri antara lain:

  1. Tidak siap berkorban dalam melayani Kristus. Melakukan pekerjaan Tuhan membutuhkan pengorbanan; orang yang mencintai Kristus siap berkorban ketika pekerjaan Tuhan membutuhkannnya.
  2. Tidak sabar menantikan waktunya Tuhan, padahal Alkitab mengatakan, "la membuat segala sesuatu indah pada waktunya."
  3. Tidak kuat hidup menurut Firman. Selama kita hidup menurut Firman, "TUHAN akan mengangkat kita menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, kita akan tetap naik dan bukan turun," hidup kita akan diwarnai dengan kemenangan demi kemenangan, hingga kita masuk ke dalam kemuliaan Allah yang kekal.
  4. Tidak tahan melalui ujian dan pencobaan. Tantangan dan ujian selalu ada tapi janganlah sampai kita mencintai dunia melainkan justru semakin kuat melalui pencobaan dan pergumulan hidup, sehingga semakin hari kita semakin menjadi serupa dengan Kristus.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, kita memang masih hidup di dunia dan berkarya di dunia, tapi janganlah sampai kita mencintai dunia; orang yang mencintai dunia akan menuju kepada kebinasaan, tapi orang yang melakukan kehendak Allah akan tetap hidup selama-lamanya. Amin!

Blog Post

Related Post

Jumat, 16 Juni 2023

Panggilan Pelayanan

 Panggilan Pelayanan

(Pembacaan Alkitab: 2 Timotius 4:1-8)

Hidup Kristiani dimulai dari kesadaran akan panggilan, karena Yesus mengatakan, "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu"; sedari awalnya Allahlah yang memilih kita, dan setelah Allah memilih kita, Allah memanggil kita dan menguduskan kita; setelah itu Allah memperlengkapi hidup kita, memberi kita kuasa, wibawa, kemuliaan dan pengalaman-pengalaman mujizat, sehingga kita boleh menjadi saksi-Nya dan menjadi berkat bagi sesama, sehingga lewat hidup kita nama Tuhan dimuliakan.

Memang, tidak semua kita dipanggil menjadi pendeta, tapi setiap kita yang percaya harus menyadari bahwa kita dipanggil untuk terlibat langsung dalam pelayanan. Yesus mengatakan, "Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani," ketika kita diselamatkan kita dipanggil menjadi pelayan Kristus yang harus menjadi berkat bagi sesama.

Lalu bagaimana hendaknya kita menanggapi panggilan pelayanan ini?

  1. Menyadari bahwa Kristus yang akan menghakimi (ayat 1). Banyak orang melayani hanya untuk mencari muka; ketika dipuji orang mereka semangat, tapi ketika dikritik orang mereka kecewa. Ketika kita menyadari bahwa yang akan menghakimi adalah Kristus, yang penting adalah kita hidup benar di hadapan Allah.
  2. Siap sedia memberitakan Firman (ayat 2). Setiap kita yang percaya harus siap sedia memberitakan Injil lewat nasihat, lewat keseharian hidup, lewat prinsip hidup, lewat cara berpikir kita; hendaknya "dapat dibaca oleh semua orang... bahwa kita adalah surat Kristus."
  3. Menguasai diri dalam segala hal (ayat 5), menundukkan daging kita dan memberikan diri dipimpin oleh Roh Kudus.
  4. Siap berkorban (ayat 6) sementara kita dibentuk sedemikian rupa oleh Tuhan, di mana hal-hal yang tak berguna ditanggalkan dan hanya hal-hal yang memuliakan Kristus yang boleh ada dalam hidup kita.
  5. Bertahan sampai pada kesudahannya (ayat 7-8). Dalam melayani Tuhan kita harus bertahan sampai pada kesudahannya, semangat kita harus terus menyalanyala, sehingga semakin hari semakin serupa dengan Kristus.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, orang yang menyadari panggilannya takkan sombong, melainkan akan giat bekerja keras, siap berkorban, setia sampai pada kesudahannya; orang yang seperti itulah yang akan merebut mahkota kemuliaan kekal sampai selama-lamanya. Amin!

Blog Post

Related Post

Kamis, 15 Juni 2023

Kekuatan Untuk Menanggung Aniaya

 Kekuatan Untuk Menanggung Aniaya

(Pembacaan Alkitab: 2 Timotius 3:10-17)

Kekuatan adalah sesuatu yang dibutuhkan dalam perjalan hidup kita, karena tanpa kekuatan kita takkan dapat melihat sesuatu yang baik dalam hidup ini. Terkadang persoalannya bukanlah masalah kita yang terlalu besar, melainkan kitanya yang tidak kuat menanggungnya. Orang yang sukses bukanlah orang yang sempurna; mereka pun tidak luput dari masalah dan persoalan, tapi mereka menanggungnya dengan kuat dan yakin. Ketika kita tahu bahwa Tuhan menjanjikan segala sesuatu yang baik, kita akan kuat dan teguh berdiri menghadapi segala perkara dengan satu keyakinan, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."

"Setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya." Aniaya di sini tidaklah selalu fisik; terkadang memang ada yang harus menanggung aniaya fisik, bahkan gerejanya dibakar, rumahnya diserbu lalu dibakar massa. Tapi yang lebih sering terjadi adalah aniaya jiwa; kita mengasihi Tuhan, kita malah ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi; kita tidak mau lagi hidup dengan halhal yang tidak benar, kita malah ditinggalkan oleh rekan bisnis kita.

Nah, bagaimana agar kita kuat menanggung aniaya?

  1. Mengikuti teladan yang baik dalam hidup ini (ayat 10). Mengikuti teladan yang negatif seringkali lebih mudah daripada mengikuti teladan yang positif; tapi agar kita kuat menanggung aniaya, kita harus mengikuti teladan yang positif.
  2. Tetap berpegang kepada kebenaran (ayat 14). Perlu kita ketahui bahwa yang menyenangkan tidak selamanya baik dan yang benar tidak selamanya menyenangkan; ketika kita tetap berpegang kepada kebenaran, kita akan menyenangi kebenaran dan menjadi satu dengan kebenaran itu sendiri.
  3. Hidup bergaul dengan Kitab Suci (ayat 15). Alkitab mengatakan, "Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." Ketika kita diisi dengan Firman, kita akan memperoleh kekuatan.
  4. Siap dididik dalam kebenaran (ayat 16-17). Aniaya harus ditanggung oleh setiap kita yang mau beribadah kepada Tuhan; lewat semua itu kita dididik dan diajar oleh Tuhan.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, sebagai orang percaya kita harus tahu bahwa kita punya Tuhan yang luar biasa; la tidak pernah meninggalkan kita dan selalu memberikan yang terbaik; la takkan memberikan batu kepada anak-Nya yang meminta roti, bahkan satu helai pun rambut kita takkan jatuh tanpa seizin Dia. Amin!

Blog Post

Related Post

Rabu, 14 Juni 2023

Masa Yang Sukar

Masa Yang Sukar

(Pembacaan Alkitab: 2 Timotius 3:1-9)

Salah satu hal yang sering dibicarakan ketika membahas akhir zaman adalah masa yang sukar, dan ketika mendengar tentang masa yang sukar, yang terbayang adalah bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau peperangan, atau segala sesuatu yang melambangkan sulitnya hidup manusia. Padahal, masa yang sukar tidaklah selamanya bencana alam seperti gempa bumi atau kelaparan, melainkan masa yang sukar karena manusia sendiri yang mulai mencintai dirinya sendiri, tidak tahu mengasihi, tidak lagi menghargai sesama, dan keberadaan manusia diukur dari kemampuan serta status sosialnya. Karena serakah, manusia mulai menjadi buas terhadap sesamanya, sehingga hari-hari ini dunia menjadi lebih jahat dari hutan rimba, di mana yang kuat menghabisi yang lemah.

Dari bacaan Kitab Suci hari ini, masa yang sukar akan terjadi ketika:

  1. Manusia mulai meninggalkan prinsip-prinsip moral (ayat 2). Uang memang perlu, jabatan mungkin perlu, tapi janganlah sampai kita meninggalkan prinsipprinsip moral seperti mengasihi, menjadi berkat, menghargai sesama. Kita harus lebih menuruti perintah-perintah Allah daripada hawa nafsu daging kita.
  2. Manusia memungkiri kekuatan ibadah (ayat 5). Hari-hari ini ibadah bukanlah lagi sesuatu yang diagungkan, sehingga diberlakukanlah hukum yang melarang dibangunnya rumah-rumah ibadah. Ketika manusia kehilangan kesempatan untuk beribadah, mereka akan menjadi jahat terhadap sesamanya. Oleh karenanya, marilah kita menjadikan ibadah sebagai sumber dasar hidup kita.
  3. Manusia selalu ingin diajar tapi tidak pernah dapat mengenal kebenaran (ayat 6-7). Hari-hari ini manusia cenderung tidak mau mengenal, apalagi hidup dalam kebenaran; manusia hanya mau hidup dengan hal-hal yang menyenangkan bagi diri sendiri. Padahal ketika kita hidup dalam kebenaran otomatis kita akan mengalami hal-hal yang menyenangkan dalam hidup kita.
  4. Manusia menjadi bodoh (ayat 9). Orang bodoh maksudnya adalah orang yang mendengar Firman tapi tidak melakukannya, atau orang yang memakai dasardasar keagamaan untuk menghalalkan segala cara dalam hidupnya. Padahal seharusnya ibadah mengubah kita semakin hari semakin dekat dengan Tuhan.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, sebagai orang percaya, apa pun yang terjadi kita harus tetap hidup menurut Firman, tetap melakukan kehendak Allah, sebab pengharapan kepada Tuhan tidak mengecewakan. Amin!

Blog Post

Related Post

Selasa, 13 Juni 2023

Layak di Hadapan Allah

Layak di Hadapan Allah

(Pembacaan Alkitab: 2 Timotius 2:14-26)

Target hidup Kristiani bukanlah sekadar bagaimana agar kita diberkati, melainkan justru bagaimana agar kita layak di hadapan Allah. Mungkin banyak orang yang jauh lebih kaya daripada kita tapi mungkin hasil korupsi dan hidupnya sedang menuju ke neraka. Ketika kita ukur target hidup kita sekadar dari kekayaan, dari berkat, kita akan kehilangan dasar hidup yang sebenarnya. Ketika kita diperbudak oleh uang, hawa nafsu daging, sehingga kita menghalalkan segala cara demi uang atau status, sesungguhnya kita adalah orang yang tidak memilki hidup yang sebenarnya.

Yesus berkata, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." Artinya, hidup bersyukur, hidup menjadi berkat bagi orang lain, dan hidup tak berkekurangan.

Sayangnya banyak orang target hidupnya bukanlah menjadi layak di hadapan Allah; mereka mau Tuhan menjamah mereka, menyembuhkan mereka, tapi mereka lupa bahwa semuanya itu hanya bonus dari Tuhan. Target pertama haruslah kita layak di hadapan Allah; Yesus berkata, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya."

Dari bacaan Kitab Suci hari ini Paulus menjelaskan prinsip dasar pelayanan, yaitu menjadi layak di hadapan Tuhan, yaitu dengan:

  1. Menghindari omongan yang kosong (ayat 16), perkataan yang sia-sia; Alkitab mengatakan, "Hidup dan mati dikuasai lidah." Banyak persoalan timbul hanya karena perkataan yang keluar dari mulut kita. Agar menjadi layak di hadapan Tuhan, mulailah dari hal yang sederhana yaitu perkataan kita harus memberkati, menguatkan, membangun sesama.
  2. Meninggalkan kejahatan (ayat 19), yaitu pikiran, perkataan maupun perbuatan kita harus meninggalkan dosa.
  3. Menjauhi nafsu orang muda dan mengejar keadilan, kesetiaan, kasih dan damai (ayat 22). Artinya, sambil meninggalkan yang jahat dan menjauhi yang buruk, kita harus terus mendekatkan diri kepada kebenaran, sehingga akhirnya hidup kita semakin disempurnakan oleh kuasa kebenaran.
  4. Tidak membesar-besarkan persoalan (ayat 23). Kita harus mempunyai pikiran yang dewasa, mempunyai pikiran Kristus, yang tidak membesar-besarkan persoalan, sebab kita tahu bahwa di balik setiap persoalan ada rencana Tuhan yang luar biasa.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, ketika kita berjuang agar layak di hadapan Tuhan, barulah kita menerima makna hidup yang sebenarnya, dan mengalami bahwa "TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku," bahkan "tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti." Amin!

Blog Post

Related Post

Senin, 12 Juni 2023

Sikap Dalam Menghadapi Penderitaan

Sikap Dalam Menghadapi Penderitaan

(Pembacaan Alkitab: 2 Timotus 2:8-13)

Hidup Kristiani tetap melalui penderitaan, namun kita tidak perlu merasa menderita melaluinya. Penderitaan dalam hidup Kristiani bisa macam-macam: bisa karena Tuhan izinkan untuk memproses kita, bisa juga karena kita sendiri yang salah mengambil keputusan. Tapi kita tidak perlu merasa menderita melaluinya, karena kita tidak pernah sendirian melaluinya. Ketika penderitaan itu adalah karena kesalahan kita sendiri dalam mengambil keputusan, kita tinggal cepat bertobat, mengingat kasih setia Tuhan, dan kembali berjalan bersama Tuhan. Ketika penderitaan itu diizinkan Tuhan untuk memproses kita, kita harus sabar menanggungnya, mengetahui bahwa Kistus takkan mengizinkan pencobaan yang melampaui kemampuan kita. Nah, ketika iblis mencoba memperdayai kita, kita harus melawannya dengan iman yang teguh, mengetahui bahwa Roh yang ada di dalam kita lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia. Demikianlah hidup Kristiani tetap melalui penderitaan tapi entah kita merasa menderita atau tidak melaluinya adalah keputusan hati kita.

Banyak orang mencoba lari dari penderitaan, yang malah menjadikannya semakin menderita. Tapi ketika kita lalui penderitaan dengan iman yang teguh, kita tahu bahwa Allah tidak pernah mengecewakan dan membiarkan kita.

Dari bacaan Kitab Suci hari ini, kita belajar sikap Paulus dalam menghadapi penderitaan:

  1. Dengan mengingat bahwa Yesus telah mengalahkan maut (ayat 8). Yesus telah mengalahkan maut dan kuasa kebangkitan yang sama telah Allah berikan kepada kita sehingga kita tidak perlu merasa menderita melalui penderitaan.
  2. Dengan memegang teguh Firman Allah (ayat 9). Paulus terbelenggu di penjara tapi Firman Allah tidak pernah terbelenggu; Firman Allah itulah yang memberikan kelegaan, kepastian, kemenangan yang luar biasa dalam hidupnya.
  3. Dengan kesabaran (ayat 10), mengetahui bahwa Allah punya rencana di balik semua yang kita alami; bukan kebetulan Allah mengizinkan semua masalah yang terjadi dalam hidup kita; ketika kita sabar menjalani rencana Allah, kita akan keluar sebagai pemenang.
  4. Dengan mengingat upah bagi kita yang tekun dan setia (ayat 12-13). Alkitab mengatakan, "Jika kita bertekun kita pun akan ikut memerintah dengan Dia." Ketika kita tekun dan setia menghadapi segala perkara, ada upah yang akan kita terima.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, ketika kita berjalan bersama Kristus, kita tahu bahwa merasa menderita hanyalah tipuan iblis untuk menyengsarakan kita, tapi ketika kita bangkit dan belajar bersyukur dalam segala perkara, kita tahu bahwa penderitaan yang kita lalui adalah bagian dari proses yang Allah izinkan untuk menjadikan kita semakin hari semakin dewasa, semakin dekat dengan Tuhan, dan semakin hidup menurut kehendak-Nya, sehingga kita tidak lagi merasa menderita, melainkan tetap hidup dengan sukacita dan damai sejahtera di dalam Kristus. Amin!

Blog Post

Related Post

Minggu, 11 Juni 2023

Menjadi Kuat (II)

 Menjadi Kuat (II)

(Pembacaan Alkitab: 2 Timotius 2:1-7)

Kalau kita perhatikan iklan di televisi, suratkabar, maupun radio hari-hari ini, seringkali kita melihat atau mendengar iklan obat kuat, bagaimana seseorang bisa menjadi kuat dan segar, karena dunia semakin menganggap bahwa kelemahan harus ditinggalkan, karena orang yang lemah takkan bisa mempengaruhi, takkan bisa berarti dan berharga, karena itu orang harus kuat menghadapi segala sesuatunya, demikianlah fenomena hidup. Tapi sayangnya, yang dikuatkan hanyalah tubuhnya, sedangkan jiwa dan rohnya lemah, sehingga hidupnya mudah dipermainkan oleh dunia.

Ketika Paulus berpesan kepada Timotius, "Hai anakku, jadilah kuat," yang Paulus maksudkan adalah roh, jiwa, dan tubuh menjadi kuat, sebab Paulus menulis suratnya dari penjara, dan ia tahu bahwa mungkin saja Timotius berkecil hati karena bapa rohani yang dianggapnya demikian hebat, ternyata sekarang dipenjara. Demikianlah Paulus mau menguatkan Timotius agar tidak goyah dan tetap kuat.

Pada bagian kedua renungan kita tentang menjadi kuat ini ada beberapa hal yang perlu kita pelajari agar menjadi kuat:

  1. Yaitu dengan memandang hidup kita sebagai olahragawan yang bertanding (ayat 5) mengejar mahkota, yang siap berkeringat, siap mengorbankan segalanya, dan juga siap mengikuti peraturan yang ada, bukan mengambil jalan pintas. Ada orang yang ingin hidupnya makmur, tapi bukannya bekerja keras dan jujur melainkan pergi ke dukun, melakukan korupsi; bagi kita yang percaya, apa pun yang kita kejar, kita perjuangkan dengan gigih dan jujur sesuai dengan peraturan yang ada.
  2. Yaitu dengan memandang hidup kita sebagai petani yang bekerja keras (ayat 6), yang rajin bangun pagi, pergi ke ladang membawa cangkul, bekerja sepanjang hari sampai sore baru kembali ke rumah tanpa membawa hasil ketika belum musim panen, tapi tetap tekun, esoknya kembali ke ladang menanam, menabur benih, sebab mereka tahu bahwa suatu hari kelak mereka akan menuai hasilnya.
  3. Yaitu dengan selalu mohon pengertian dari Tuhan (ayat 7) karena Alkitab menjanjikan, "Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu." Demikianlah ketika kita mohon pengertian dari Tuhan, kita beroleh hikmat, sehingga tidak perlu takut dan putus asa karena Tuhan selalu menyediakan yang terbaik bagi kita.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, apa pun yang kita hadapi dalam hidup ini, kita harus tetap percaya bahwa Tuhan pasti akan menolong kita. Untuk itu, kita harus tetap kuat menghadapinya dan senantiasa taat melakukan Firman-Nya, sehingga pada akhirnya kita akan melihat hasil terbaik yang Tuhan sediakan bagi kita. Amin!

Blog Post

Related Post

Sabtu, 10 Juni 2023

Menjadi Kuat (I)

Menjadi Kuat (I)

(Pembacaan Alkitab: 2 Timotius 2:1-7)

Iman dapat menjadikan seseorang mengalami mujizat, tapi kekuatan di dalam Kristus bukan saja dapat menjadikan seseorang mengalami mujizat melainkan juga hidup dalam mujizat. Terkadang kita berhasil meraih sesuatu namun tidak mempunyai kekuatan untuk mempertahankannya; atau kita sudah hampir sampai kepada yang Tuhan rencanakan, tapi kemudian kita diperdayai oleh iblis yang mengatakan: "Engkau takkan sanggup, engkau takkan kuat." Sebagai orang percaya kita tidak perlu takut karena Tuhan takkan mengizinkan pencobaan yang melampaui kemampuan anak-anak-Nya; la pasti mengerjakan mujizat dan membukakan jalan bagi kita; dan oleh kekuatan Roh Kudus kita akan senantiasa hidup dalam kemuliaan-Nya.

Sebagai bapa rohani, Paulus menulis surat ini dari penjara kepada Timotius agar menjadi kuat, yaitu dengan:

  1. Hidup dalam kasih karunia (ayat 1). Bukan sekadar hidup bersama Yesus Kristus melainkan hidup di dalam Dia; kita di dalam Dia, Dia di dalam kita, demikianlah kita menjadi kuat.
  2. Tidak hanya menjadi pendengar (ayat 2). Banyak orang senang mendengar Firman tapi hidupnya tidak sesuai dengan Firman. Paulus berpesan kepada Timotius, "Apa yang telah engkau dengar dari padaku...percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai." Ketika kita mendengar Firman, melakukannya, dan membagikannya kepada orang lain, hidup kita akan selalu menyegarkan karena terus dialiri Firman yang hidup.
  3. Hidup sebagai prajurit Kristus (ayat 3-4). Seorang prajurit siap menanggung risiko dan mengorbankan segalanya. Tuhan sudah mati bagi kita, kita dipanggil untuk tetap hidup di dalam Dia, berjuang meninggikan nama Dia dan meluaskan pekerjaan Allah.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, la akan selalu memberikan kekuatan bagi kita untuk menjalani hidup kita, asalkan kita tetap berjuang untuk selalu hidup di jalanNya, melakukan segala sesuatunya sesuai dengan Firman-Nya, sehingga hidup kita selalu mengalami kemenangan di dalam Dia. Amin! 

Blog Post

Related Post

Jumat, 09 Juni 2023

Harta Yang Indah

 Harta Yang Indah

(Pembacaan Alkitab: 2 Timotius 1:3-18)

Masing-masing orang punya pandangan sendiri tentang apa itu harta yang indah menurutnya; bagi sebagian orang, villa di pegunungan; bagi yang lain, kapal pesiar; ada juga yang memandang uang yang mampu membeli apa saja. Di lain pihak, ada juga yang berpikir, untuk apa punya rumah mewah, uang banyak, tapi hidup tidak bahagia?

Nah, semua orang pasti sependapat bahwa kita butuh damai dan ketenangan dalam hidup kita, butuh kesehatan dan butuh suasana hati yang selalu sukacita; itulah sebetulnya harta terindah yang kita miliki. Mobil mewah, rumah mewah, dan segala fasilitas yang kita miliki hanyalah alat yang memfasilitasikan pemahaman kita tentang harta indah yang sejati, yang hanya disediakan oleh Kristus lewat kasih karunia-Nya.

Dari bacaan Kitab Suci hari ini, yang termasuk harta yang indah adalah:

  1. Iman yang tulus iklhas (ayat 5). Untuk apa memiliki segalanya tapi tidak punya iman yang tulus iklhas? Tanpa iman yang tulus ikhlas, apa yang dapat digoncangkan akan digoncangkan; harta dan apa pun yang kita miliki akan digoncangkan. Untuk itu hendaklah kita memilki iman yang tulus iklas, benarbenar mengandalkan Tuhan dan menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, sehingga kita semakin mengalami kuasa-Nya dan hidup menurut rencana-Nya.
  2. Karunia Allah (ayat 6), yaitu sesuatu yang Allah percayakan kepada kita untuk terlibat dalam kegiatan rohani, melayani Tuhan, dan menjadi berkat bagi sesama.
  3. Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (ayat 7). Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, karena roh ketakutan akan menjadikan manusia senantiasa sengsara dalam hidupnya; Allah memberikan harta yang indah yaitu roh yang membangkitkan kekuatan untuk menghadapi masalah, kasih untuk sabar menanggung segala sesuatu, dan ketertiban untuk senantiasa hidup dalam kehendak dan rencana-Nya.
  4. Panggilan kudus (ayat 9). Siapa sih kita, sampai Tuhan panggil untuk melayani? Tuhan sanggup memanggil siapa saja yang jauh lebih baik daripada kita, tapi Tuhan memanggil kita untuk menjadi kawan sekerja-Nya dan mempercayakan pelayanan kepada kita.
  5. Kuasa Injil (ayat 10) yang mematahkan maut, mematahkan belenggu iblis dan memberikan jaminan hidup kekal bagi kita.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, kita harus percaya bahwa di dalam Kristus kita menerima harta yang indah yaitu kepastian akan keselamatan, hidup kekal di sorga kelak, dan sukacita dan damai sejahtera serta kekuatan untuk menghadapi segala perkara selama kita masih hidup di bumi; marilah kita pelihara harta yang indah ini, yang tak dapat direnggut oleh apa pun atau siapa pun. Amin!

Blog Post

Related Post

Kamis, 08 Juni 2023

Janji Tuhan

 Janji Tuhan

(Pembacaan Alkitab: 2 Timotius 1:1-2)

Janji itu unik; karena janji, orang bisa menjadi bersemangat, bersukacita, semakin rohani; tapi karena janji, orang juga bisa sakit hati dan bahkan keluar dari gereja dan meninggalkan segala sesuatu dalam hidupnya karena kecewa. Tidak sedikit orang yang lari ke narkoba karena kecewa terhadap janji seseorang, entah janji suami atau istri, janji papa atau mama, bahkan janji pendeta, yang ternyata mengecewakan.

Nah, Yesus mengatakan, "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-ku tidak akan berlalu." Itu berarti bahwa janji manusia bisa mengecewakan tapi janji Allah adalah jaminan kekal dalam hidup kita.

Dari bacaan Kitab Suci hari ini kita melihat bagaimana Paulus mau memberitakan tentang janji Kristus Yesus yang mengatakan, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."

Apa saja yang termasuk janji Tuhan?

  1. Hidup kekal. Ini yang terpenting dan ini berkat yang terbesar, karena janji kesembuhan masih bisa diberikan oleh manusia, tapi ada satu janji yang tidak mungkin diberikan oleh manusia, yaitu hidup kekal. Orang yang hidup bersama Kristus akan beroleh hidup kekal. Oleh karenanya, apa pun tantangan dan masalah yang sedang kita hadapi, kita harus tetap bersemangat di dalam Tuhan, karena kita punya janji yang pasti: bukan sekadar berkat, bukan sekadar mujizat, melainkan hidup kekal bagi kita yang percaya.
  2. Kekuatan. Setelah kita tekun berdoa, tidak selamanya masalah kita lenyap dan berkat mengalir dalam hidup kita; ada kalanya justru kekuatan yang Tuhan anugerahkan untuk kita menjalani realita hidup kita. Jadi ingat, kalau pun masalah kita belum selesai, kalau pun mujizat belum terjadi, kekuatan yang dari Tuhan sudah cukup memberikan kepastian dan jaminan bagi kita.
  3. Yang terbaik bagi masing-masing kita. Terkadang yang kita dapatkan bukanlah yang menyenangkan bagi kita, tapi percayalah, hanya yang terbaik yang Tuhan anugerahkan bagi kita masing-masing.
  4. Kemenangan pada akhirnya. Mungkin sekarang kita masih menghadapi masalah dalam hidup kita, tapi itu pun bagian dari janji Tuhan untuk memproses dan membentuk kita, hingga "la membuat segala sesuatu indah pada waktunya."

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, janji Tuhan pasti digenapi dalam hidup kita; oleh karena itu hendaklah kita tetap tekun, sabar, dan meyakini bahwa Tuhan sekalikali takkan membiarkan kita dan Tuhan sekali-kali takkan meninggalkan kita, hingga kita berdiri berhadapan muka dengan Dia dalam kemuliaan-Nya yang kekal. Amin!

Blog Post

Related Post

Rabu, 07 Juni 2023

Dosa Orang Kaya

 Dosa Orang Kaya

(Pembacaan Alkitab: 1 Timotius 6:17-21)

Dunia seringkali membagi manusia ke dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok orang kaya dan kelompok orang miskin, padahal di hadapan Tuhan semua manusia sama: kita yang percaya pun tadinya adalah orang berdosa, tapi kemudian oleh terang kemuliaan Kristus kita melihat kebenaran Allah dan oleh terang-Nya kita dituntun untuk hidup dalam kebenaran. Demikianlah setiap kita yang percaya menjadi kaya, bukan karena banyak harta, melainkan karena di dalam Kristus kita memiliki kepastian.

Pada bagian terakhir dari tulisannya yang pertama kepada Timotius, Paulus mengingatkan, janganlah orang kaya tinggi hati karena kekayaannya hingga akhirnya menjauh dari Tuhan, dan janganlah orang berpengetahuan tinggi hati karena pengetahuannya hingga akhirnya terjebak dalam perdebatan yang tidak memajukan pekerjaan Tuhan. Bukan berarti kaya atau berpengetahuan itu salah; hanya saja, jangan sampai kita lupa diri karena kita kaya atau berpengetahuan. Sesungguhnya di dalam Kristus setiap orang percaya kaya, "dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan."

Dalam tulisannya, Paulus mewanti-wanti orang kaya karena:

  1. Mudah menjadi sombong. Kesombongan tidaklah membutuhkan modal; apalagi kalau Saudara kaya. Demikianlah orang kaya mudah terjerat dalam kesombongan, karena merasa diri lebih mampu. Jangan lupa, kesombongan dibenci oleh Tuhan.
  2. Mudah mengandalkan harta. Ketika kita tidak punya apa-apa yang dapat kita andalkan, kita mudah berserah kepada Tuhan, tapi ketika kita memiliki banyak harta, seringkali itulah yang kita andalkan; dalam hal ini, bukan harta kita yang salah, bukan banyaknya pengetahuan kita yang salah, melainkan, ketika kita mengandalkan harta atau pengetahuan kita, itu yang akan menjatuhkan kita ke dalam berbagai pencobaan.
  3. Mudah menjadi egois. Banyak orang kaya yang egois; mereka tidak peduli dengan kebutuhan orang lain; yang mereka pikirkan hanyalah kesenangan dan keuntungan mereka sendiri. Hidup Kristiani yang sejati adalah menjadi saksi Kristus, menjadi berkat bagi sesama, sehingga lewat hidup kita kemuliaan Kristus dinyatakan.
  4. Mudah menjadi kikir. Semakin seseorang kaya, semakin ia terikat dengan hartanya. Alkitab dengan jelas mengatakan, "Di mana hartamu berada, di situ hatimu berada."

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, hendaklah hidup kita senantiasa melekat kepada Tuhan, bukan melekat kepada harta. Untuk itu kita harus menjadi orang yang rendah hati, orang yang menyadari bahwa segala sesuatunya hanyalah anugerah yang Tuhan percayakan kepada kita, sehingga kita justru kaya dalam kasih, dalam kebajikan, suka memberi dan membagi, sehingga lewat hidup kita, nama Kristus dimuliakan. Amin!

Blog Post

Related Post

Selasa, 06 Juni 2023

Pertandingan Iman

Pertandingan Iman

(Pembacaan Alkitab: 1 Timotius 6:12-16)

Tahukah Saudara bahwa setiap kita yang percaya terlibat dalam pertandingan iman? Berbicara tentang pertandingan, kita membayangkan keringat bercucuran, tubuh yang lelah; tapi puji Tuhan, pertandingan iman adalah pertandingan dalam kepastian karena Yesus sudah membayar harganya, dan la berjanji bahwa pertandingan kita takkan melampaui kekuatan kita, dan bahwa la akan menganugerahkan kemenangan. Paulus mengatakan, di dalam Kristus "kita lebih daripada orang-orang yang menang." Artinya Kristus selalu menuntun kita di jalan kemenangan-Nya.

Dari bacaan Kitab Suci hari ini ada beberapa pelajaran menarik tentang pertandingan iman:

  1. Kita bertanding untuk merebut kepastian bahwa Yesuslah satu-satunya Juruselamat. Iblis selalu ingin memperdayai kita dengan pemikiran bahwa perbuatan baiklah yang akan menyelamatkan kita; jadi kita harus punya kepastian bahwa Yesuslah satu-satunya Juruselamat sehingga kita takkan goyah dalam pertandingan iman sebab kita tahu bahwa Yesus tidak pernah mengecewakan kita, tidak pernah meninggalkan kita, dan apa pun yang terjadi, la tetap satusatunya Juruselamat dalam hidup kita.
  2. Kita bertanding untuk merebut kepastian akan kemenangan, karena kemenangan kita sudah diraih oleh Yesus. Di kayu salib Yesus berkata, "Sudah selesai"; segalanya sudah Yesus selesaikan di kayu salib, tapi ingat, Yesus tidak pernah mendidik kita untuk menjadi anak manja; la izinkan kita bertanding, la izinkan kita mengalami masa-masa yang sukar untuk mendewasakan iman kita, hingga kita keluar bagaikan emas murni.
  3. Kita bertanding untuk merebut janji-janji Tuhan. Tuhan sudah berjanji bahwa "la akan mengangkat kita menjadi kepala dan bukan menjadi ekor," tapi ingat, kita tetap harus bertanding untuk merebut janji Tuhan tersebut. Persoalannya, banyak anak Tuhan yang hidupnya terlalu santai, terlalu manja. Tuhan tidak memberkati orang yang malas, orang yang cengeng, yang hanya mengeluh; Tuhan mencari orang yang tegar, dengan semangat menyala-nyala, serta punya hati yang melekat kepada Kristus.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, mungkin saat ini Saudara sedang mengalami masalah dan pergumulan dalam hidup Saudara; janganlah Saudara kecewa dan putus asa, janganlah Saudara takut; sudah saatnya Saudara berkata, "Tuhan, aku siap menjalani pertandingan iman di depanku." Siapa pun Saudara yang membaca renungan ini, Saudara juga menghadapi pertandingan iman; Saudara harus kuat, berserah penuh kepada Tuhan; ingat, orang yang bersandar kepada Tuhan akan dituntun-Nya hingga kita akan bersorak-sorai dalam hidup yang berkemenangan di dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Amin!


Blog Post

Related Post

Senin, 05 Juni 2023

Manusia Allah (Man Of God)

Manusia Allah (Man Of God)

(Pembacaan Alkitab: 1 Timotius 6:11)

Berbicara tentang manusia adalah berbicara tentang keterbatasan, kekurangan dan kelemahan karena setiap manusia memiliki keterbatasan, kekurangan dan kelemahan dalam hidupnya. Tapi di mata Tuhan manusia adalah biji mata-Nya; kita berharga di hadapan-Nya. Alkitab menyebut kita yang percaya bukan orang biasa melainkan anak Allah. Artinya kita manusia Allah, memiliki karakter ilahi. Ketika kita diselamatkan oleh Kristus, kita bukan saja menjadi umat Kristiani melainkan juga manusia Allah (Manusia Allah).

Siapa yang disebut manusia Allah?

  1. Orang yang sanggup berkata "Tidak" kepada segala tawaran duniawi. Banyak umat Kristiani tidak menjadi manusia Allah karena mudah sekali kompromi, mudah sekali terpengaruh, sulit sekali berkata "Tidak." Jadi kalau kita mau disebut manusia Allah, kita harus berani berkata "Tidak" kepada segala tawaran duniawi.
  2. Orang yang hidup dalam keadilan. Allah kita adalah Allah yang adil: la adil dalam kasih-Nya, la adil dalam ketegasan-Nya. Karena la adil, maka la mengampuni dosa tapi juga menghukum segala kejahatan. Karena itu sebagai hamba Allah saya mau ingatkan, siapa pun Saudara, dalam posisi apa pun Saudara berada, mari setiap kita hidup dalam keadilan.
  3. Orang yang hidup beribadah. Banyak orang berbicara tentang keadilan namun mereka sendiri tidak beribadah. Keadilan datang justru karena kasih karunia Allah dalam hidup kita, yang menggerakkan kita untuk hidup dalam keadilan ketika kita dekat dengan Dia.
  4. Orang yang hidup dalam kesetiaan. Hidup benar bukanlah untuk sementara waktu, melainkan kita harus setia hidup benar.
  5. Orang yang hidup dalam kasih. Dalam kesetiaan kita, kita hidup dalam kasih. Di tengah dunia yang penuh dengan kekerasan, kebencian, hendaknya kita menabur kasih karena kasih tidak pernah ditolak oleh siapa pun.
  6. Orang yang hidup dalam kesabaran. Alkitab mengatakan, "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan." Mari setiap kita menjadi orang yang sabar; biarkan Roh Kudus memberi kita kekuatan senantiasa.
  7. Orang yang hidup dalam kelemahlembutan. Manusia Allah bukanlah orang yang mengandalkan kekasaran melainkan hidup dalam kelemahlembutan.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, kita yang percaya bukan saja orang beragama Kristiani melainkan harus hidup sebagai manusia Allah, yang berani berkata "Tidak" kepada tawaran duniawi, hidup dalam keadilan, hidup beribadah, senantiasa setia, hidup dalam kasih, sabar, dan hidup dalam kelemahlembutan, sehingga langkah hidup kita penuh dengan kepastian dan kemenangan. Amin!

Blog Post

Related Post

Minggu, 04 Juni 2023

Uang

 Uang

(Pembacaan Alkitab: 1 Timotius 6:2b-10)

Uang adalah hamba yang baik namun tuan yang jahat. Sayangnya, seringkali kita menempatkan uang di tempat yang keliru; kita bukan menempatkan uang sebagai hamba yang kita atur dan kita kendalikan, melainkan kita menempatkan uang justru sebagai tuan sehingga kita yang diatur dan dikendalikan oleh uang. Ketika demi uang kita sampai merombak batas-batas keagamaan dan tanggung jawab keluarga kita, itu berarti uang bukan lagi hamba yang kita atur dan kita kendalikan melainkan sudah menjadi tuan yang mengatur dan mengendalikan hidup kita.

Lalu pelajaran apa yang dapat kita ambil tentang uang?

  1. Uang bukanlah segala-galanya. Dengan uang Saudara bisa membeli tempat tidur yang nyaman tapi bukan tidur nyenyak; dengan uang Saudara bisa membeli rumah tapi bukan rumahtangga yang bahagia; dengan uang Saudara bisa berkeliling dunia tapi bukan ke sorga. Jadi uang bukanlah segala-galanya.
  2. Uang tidak boleh menjadi dasar kehidupan. Tuhan menyediakan uang untuk hidup kita tapi uang tidak boleh menjadi dasar kehidupan kita. Ketika uang menjadi dasar kehidupan maka manusia akan hidup materialistik, hanya memikirkan materi, materi dan materi. Manusia diciptakan oleh Allah maka sudah layak dan sepantasnya kalau dasar kehidupan manusia adalah Firman Allah.
  3. Uang dapat menjadikan kita jahat namun takkan dapat menjadikan kita benar. Karena uang, banyak orang menyimpang dari imannya; karena uang, banyak orang meninggalkan pelayanan; bahkan tidak sedikit orang yang terjun ke dalam pelayanan karena uang; demikianlah uang dapat menjadikan kita jahat. Hanya ketika kita menempatkan uang sebagai hamba untuk meluaskan pekerjaan Tuhan itulah hidup kita menyenangkan hati Tuhan.
  4. Uang harus tetap menjadi hamba dalam hidup kita. Artinya, uang harus tetap kita kendalikan, tetap kita atur, bukan kita yang diatur dan dikendalikan oleh uang.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, mungkin saat ini Saudara sedang mengalami kesulitan uang; ingat, burung di udara saja Tuhan pelihara, apalagi kita? Sebagai hamba Allah saya mau ingatkan, kita diselamatkan bukan karena uang kita, bukan karena persembahan kita; justru karena kita sudah diselamatkan karena kasih karunia Allah oleh iman itulah maka kita tidak mau memakai uang kita untuk kejahatan melainkan untuk memberkati dan menjadi berkat bagi banyak jiwa. Amin!

Blog Post

Related Post

Sabtu, 03 Juni 2023

Kemurnian Iman

Kemurnian Iman 

(Pembacaan Alkitab: 1 Timotius 5:17-25; 6:1-2)

Apa pun yang murni selalu lebih mahal daripada yang biasa; emas murni selalu lebih mahal daripada emas yang tidak murni. Demikian pula halnya dengan iman Kristiani kita. Saya percaya bahwa kemurnian iman kitalah yang menjadikan kita layak di hadapan Allah. Orang boleh saja beriman tapi kalau imannya tidak murni maka tidak ada artinya sebagai orang beriman.

Dari bacaan Kitab Suci hari ini dapat kita pelajari beberapa hal penting tentang kemurnian iman:

  1. Kemurnian iman terbukti di tengah masalah. Kemurnian iman bukanlah tergantung pada pemahaman atau konsep-konsep iman kita. Kalau kita mau jujur, kemurnian iman terbukti justru ketika kita berada di tengah masalah. Contoh: Sadrak, Mesakh dan Abednego. Di tengah masalah yang mereka hadapi, yaitu ancaman dilempar ke dalam perapian menyala, mereka memilih mati daripada sujud menyembah patung buatan manusia; demikianlah kemurnian iman mereka terbukti.
  2. Kemurnian iman harus nyata dalam keseharian hidup kita. Kemurnian iman memang berawal dari hati, tapi apa yang ada di dalam hati terpancar ke luar. Demikianlah perbedaan antara kemurnian dengan kemunafikan. Orang munafik kelihatannya melakukan perbuatan-perbuatan baik, tapi itu mereka lakukan demi menutupi isi hati mereka yang busuk, yang penuh dengan keserakahan. Ketika hati kita murni, perbuatan baik dalam keseharian hidup kita hanyalah luapan dari kemurnian tersebut.
  3. Kemurnian iman harus selalu dijaga sesuai dengan Firman. Kemurnian iman bukanlah datang dengan sendirinya, dan bisa hilang kalau tidak kita jaga. Daud mengatakan, "Berbahagialah orang yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, apa saja yang diperbuatnya berhasil." Demikianlah kita diajar untuk selalu menjaga kemurnian iman kita. Yesaya berkata, "Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid...Setiap pagi la mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid." Jadi ingat, kemurnian iman bukan datang dengan sendirinya. Bagus kalau Saudara mengasihi Tuhan, tapi iman Saudara perlu dimurnikan dengan Firman.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Saudara boleh saja menghadapi masalah hari-hari ini, tapi jagalah agar iman Saudara tetap murni dan berkenan kepada Allah. Ketika iman kita mulai murni maka apa pun yang kita kerjakan akan berhasil dan langkah hidup kita akan penuh dengan kemenangan dan kemuliaan Allah yang luar biasa. Amin!

Blog Post

Related Post

Jumat, 02 Juni 2023

Janda

Janda 

(Pembacaan Alkitab: 1 Timotius 5:3-16)

Ada suatu status dalam hidup ini yang serba salah, yaitu janda; lain halnya dengan duda, yang tidak begitu banyak dipergunjingkan. Bacaan Kitab Suci hari ini mengatakan, "Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda." bukan Berarti ada yang benar-benar janda dan ada pula yang sebenarnya A janda.

Lalu siapa yang benar-benar janda?

  1. Seorang wanita yang ditinggal mati oleh suaminya dan tidak menikah lagi dan hidupnya terhormat. Jadi bukan sekadar karena hidup sendiri lalu disebut janda; bisa saja seorang wanita hidup sendiri karena keras kepala dan lari dari suaminya.
  2. Seorang wanita yang memiliki kwalitas rohani yang berbeda. Status boleh janda tapi bukan langsung berarti pantas direndahkan; ketika seorang janda membuktikan dirinya bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, giat bekerja keras, berjuang, dan hidup benar, ia justru pantas dikagumi karena hidup takut akan Tuhan, hidup senantiasa menyenangkan hati Tuhan. Janda yang seperti itulah yang Tuhan cari namun sayangnya semakin langka di akhir zaman ini. Dunia sekarang ini penuh dengan janda yang ingin cepat kawin lagi.
  3. Seorang wanita yang mengisi waktunya dengan hal-hal yang positif. Alkitab mengatakan, "Janganlah ia meleter...keluar masuk rumah orang...bermalasmalasan ...mencampuri soal orang lain,” melainkan hendaknya ia mengisi waktunya dengan hal-hal yang positif, mendidik keluarganya, membangun masa depannya, menyediakan waktu untuk Tuhan, berdoa dan melibatkan diri dalam pelayanan yang baik demi kemuliaan Tuhan. Maka Roh Kudus akan memberinya kekuatan senantiasa.

Saudari yang dikasihi Tuhan, terkadang hidup menjanda bukanlah pilihan, melainkan realita hidup yang harus dijalani; tapi ingat, Yesus juga mengasihi janda-janda yang takut akan Tuhan. Karena itu kalau sekarang ini Saudari hidup menjanda, bersandarlah kepada Tuhan. Apa pun yang Saudari alami saat ini, seberat apa pun masalah yang Saudari hadapi, selama Saudari bersandar dan berharap penuh kepada Tuhan, Saudari akan dipimpin-Nya sehingga langkah hidup Saudari akan penuh dengan kemenangan yang luar biasa. Amin!

Blog Post

Related Post

Back to Top

Visitor

Cari Artikel