Menu Melayang

Minggu, 23 Juli 2023

Penumpahan Darah

Penumpahan Darah

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 9:15-22)

Sebagai orang percaya kita harus tahu bahwa Kristus mengasihi kita bukan hanya dengan perkataan, melainkan dengan menumpahkan darah-Nya sampai mati karena kita, dan kasih setia-Nya tetap hidup di dalam kita. Kristus menumpahkan darah-Nya karena kasih-Nya kepada kita, supaya kita beroleh hidup yang kekal. Alkitab mengatakan "Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan." Dan darah Kristus menyelesaikan segala ikatan dosa.

Kebanggaan iman Kristiani adalah Kristus menumpahkan darah-Nya karena kita. Itu sebabnya Kristus bukanlah sekadar nabi, karena nabi hanyalah pembawa berita, penyebar agama atau orang yang meneruskan ajaran agama. Sedangkan Kristus mengosongkan diri-Nya, menjadi sama dengan manusia, lalu menumpahkan darahNya karena kita. Itu sebabnya salib Kristus adalah lambang kemenangan orang percaya dan lambang hancurnya kuasa kegelapan, karena lewat salib Kristus setan-setan dikalahkan, kuasa kegelapan dihancurkan, sehingga iblis tidak punya kuasa lagi atas orang percaya. Orang percaya yang hidup dengan dasar salib Kristus akan senantiasa hidup dalam kemuliaan-Nya.

Nah, beberapa pelajaran penting yang dapat kita ambil tentang penumpahan darah:

  1. Penumpahan darah Kristus adalah bukti kasih-Nya kepada kita. Yesus menumpahkan darah-Nya karena seluruh umat manusia; kita boleh menghadapi pergumulan dan tantangan hidup, tapi jangan lupa bahwa Yesus demikian mengasihi kita sampai rela menumpahkan darah-Nya karena kita. Ketika kita menyadari bahwa kita dikasihi oleh Yesus dengan kasih yang demikian ilahi, kita tidak perlu hidup dalam ketakutan atau kekhawatiran.
  2. Penumpahan darah Kristus adalah kepastian bahwa dosa kita diampuni. Darah Yesus sudah tertumpah karena kita; jangan lagi kita berpikir mudah-mudahan dosa kita diampuni,sebab darah Kristus yang tertumpah itulah kepastian bahwa dosa kita sudah diampuni.
  3. Penumpahan darah Kristus adalah tanda kesetiaan-Nya. Kita punya Allah yang setia, yang karena kasih-Nya, la menyelamatkan kita.
  4. Penumpahan darah Kristus adalah bukti identitas Dia dalam hidup kita yang percaya. la adalah Allah yang rela mati demi menebus dosa-dosa kita, dan la adalah Allah yang menyelesaikan segalanya bagi kita dengan menumpahkan darah-Nya sampai mati karena kita.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, hendaklah kita menjadi orang percaya yang senantiasa hidup dalam ketaatan kepada Allah sebab Dialah Allah yang menyelamatkan kita dari kegelapan, membebaskan kita dari segala kutuk dosa lewat darah Kristus yang ditumpahkan karena kita. Amin!

Blog Post

Related Post

Sabtu, 22 Juli 2023

Beribadah

Beribadah 

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 9:11-14)

Bagi masing-masing orang ibadah mempunyai makna yang berbeda-beda; banyak yang berpikir bahwa ibadah itu sesuatu yang sifatnya ritual: kita masuk gereja, kita ikuti semua kegiatan ibadahnya mulai dari memuji dan menyembah Tuhan, mendengarkan Firman dan lain sebagainya, hingga selesai. Tapi ada yang mengatakan bahwa orang yang berlaku seperti itu adalah orang-orang munafik, yang hanya rajin ke gereja tapi tidak melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Ada juga yang mengatakan bahwa ibadah itu yang penting berbuat baik dan menolong orang. Nah, dalam hal ini harus kita sadari bahwa ibadah itu sebenarnya harus seimbang antara kegiatan ritualnya dengan praktik dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sebagai orang percaya, ibadah bukanlah sekadar menjalankan ritual keagamaan melainkan bagaimana kita semakin dekat dengan Tuhan. Ibadah yang bagaimana yang Tuhan kehendaki?

  1. Ibadah karena kesadaran akan kasih karunia Allah. Allah menghendaki kita beribadah karena menyadari kasih karunia-Nya, bahwa Yesus sudah mencurahkan darah-Nya sampai mati karena kita. Meskipun menghadapi tantangan dan masalah hidup, kasih karunia yang Allah berikan sudah luar biasa dalam hidup kita.
  2. Ibadah karena pengertian. Kita beribadah karena mengerti bahwa Tuhan sudah demikian baik terhadap kita dan bahwa kita membutuhkan Dia dan bahwa dengan beribadah hidup kita diubah; semakin kita mengerti Firman, semakin kita mengerti apa yang Tuhan mau kita kerjakan dalam hidup kita.
  3. Ibadah karena kasih. Kita beribadah bukan karena musik di gereja sedap didengar atau karena khotbah pendetanya lucu dan lain sebagainya, melainkan karena kita mengasihi Tuhan. Orang yang beribadah karena mengasihi Tuhan tidak akan hitung-hitungan dan takkan mudah bersungut-sungut.
  4. Ibadah karena maknanya. Kita tahu bahwa ketika kita jauh dari Tuhan hidup kita akan semakin hancur, karena itu kita mau beribadah, karena kita mengerti makna ibadah itu sendiri.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, setiap kita yang percaya harus beribadah; ritual agama harus kita jalankan, Firman yang kita dengar harus kita praktikkan, sehingga hidup kita semakin hari semakin disempurnakan oleh Tuhan. Amin!

Blog Post

Related Post

Jumat, 21 Juli 2023

Jalan Yang Terbuka (2)

Jalan Yang Terbuka (2)
(Pembacaan Alkitab: Ibrani 9:1-10)

Bagi orang percaya tidak ada kata jalan buntu, karena di tengah-tengah masalah selalu ada jalan terbuka dari Tuhan, yaitu hasil doa, hasil iman yang teguh, hasil kesetiaan serta kesungguhan kita. Ketika kita tempuh jalan yang terbuka itu dengan sungguh-sungguh, dengan iman, dengan kesetiaan di hadapan Tuhan, akan selalu ada mujizat dan perkara-perkara yang luar biasa di hadapan Tuhan.

Pada bagian kedua dari tema jalan yang terbuka ini kita kembali melihat bahwa lewat salib Kristus, bagi orang percaya tersedia:

  1. Jalan untuk mendapatkan kemuliaan (tabut perjanjian). Artinya kita diubah semakin hari semakin serupa dengan Kristus; tantangan demi tantangan tidak menjadikan kita bersungut-sungut dan khawatir, melainkan justru menjadikan kita semakin hari semakin disempurnakan seperti Kristus.
  2.  Jalan untuk mendapatkan mujizat (manna dan tongkat Harun). Hidup Kristiani adalah hidup yang mengimani bahwa mujizat tetap terjadi bagi kita yang percaya. Ketika hal-hal yang kita harapkan tidak mungkin lagi terjadi, harapkan Tuhan untuk mengerjakan mujizat, karena orang yang berharap kepada Tuhan takkan dikecewakan-Nya.
  3.  Jalan untuk mendapatkan Firman (loh-loh batu). Manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. Artinya kita mendapatkan petunjuk, nasihat dan tegoran dari Tuhan. Hidup Kristiani adalah hidup yang pasti, karena kita ditegor dan dituntun oleh Tuhan lewat Firman-Nya, sehinggan semakin hari kita semakin bertumbuh dalam terang kasih-Nya.
  4. Jalan untuk mendapat penjagaan (kerub). Kita yang percaya tidak perlu khawatir karena kita dijaga sempurna oleh Kristus; la mengatakan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil; apa pun yang kita alami dalam hidup ini, la turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita; percayalah bahwa selalu ada jalan terbuka bagi kita. Amin!

Blog Post

Related Post

Kamis, 20 Juli 2023

Jalan Yang Terbuka (1)

Jalan Yang Terbuka (1)

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 9:1-10)

Ketika sedang terjepit seringkali yang kita harapkan adalah jalan yang terbuka; sayangnya, seringkali jalan yang terbuka justru menyesatkan. Ketika sedang terjepit, begitu melihat sedikit saja jalan yang tebuka, kita langsung menganggapnya jalan Tuhan; tidak jarang kita bahkan menghalalkan segala cara. Padahal Alkitab dengan jelas mengajarkan, "Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun." Tapi ketika kita merasa semua jalan sudah tertutup, kita cenderung menghalalkan segala cara, mencari jalan di luar Firman, yang ujung-ujungnya berakhir dengan kekecewaan dan keputus-asaan.

Lewat salib Kristus, jalan terbuka apa saja yang tersedia bagi kita?

  1. Jalan untuk mendapatkan terang (kaki dian). Dunia ini penuh dengan kegelapan, tanpa pengharapan; tapi kita tidak perlu takut karena ada terang yang kita dapatkan dalam kepastian bahwa Yesus sudah mati bagi kita, sudah menyediakan keselamatan dan jalan yang terbuka bagi kita.
  2. Jalan untuk mendapatkan berkat (roti sajian). Yesus mengatakan, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." Artinya, ada kecukupan. Kita tidak perlu hidup dalam kekurangan, tidak perlu mengandalkan manusia, kita tinggal mengandalkan Tuhan saja, karena di dalam Tuhan ada jalan yang terbuka, Tuhan mencurahkan berkat sesuai dengan kebutuhan kita, tepat pada waktunya.
  3. Jalan untuk mendapatkan api Tuhan (mezbah pembakaran ukupan). Artinya ada semangat, ada sukacita dan ada sorak-sorai. Banyak orang hidupnya sudah tidak ada api lagi, tidak ada semangat lagi untuk menjalani kehidupan ini; banyak rumahtangga mulai dingin; banyak pelayan Tuhan mulai dingin; tapi kita tidak perlu khawatir karena di dalam Kristus ada jalan yang terbuka untuk mendapatkan api Tuhan, mendapatkan terang, mendapatkan berkat yang Tuhan sediakan.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, sekalipun kita berpikir sudah tidak ada jalan lagi yang terbuka, pintu-pintu sudah tertutup, sepertinya tidak ada jalan lagi bagi kita, ketahuilah bahwa selama kita tetap setia bertahan, Tuhan pasti membukakan jalan bagi setiap kita yang percaya. Amin!

Blog Post

Related Post

Rabu, 19 Juli 2023

Perjanjian Baru

Perjanjian Baru

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 8:7-13)

Yang namanya perjanjian pasti ada ikatan. Allah yang turun dari sorga menjadi sama dengan manusia adalah Allah yang mengikat perjanjian-Nya dengan manusia, dan ketika Allah berjanji, la takkan lalai menepati janji-Nya. Di lain pihak, manusia dengan siapa Allah mengikat perjanjian dituntut tetap setia kepada perjanjian itu; selama kita setia kepada perjanjian itu, kita berhak menerima segala janji-Nya yang luar biasa.

Mendengar Perjanjian Baru, mungkin yang timbul dalam benak kita adalah 27 kitab mulai dari Injil Matius hingga kitab Wahyu; itu benar, dan dibedakan dari 39 kitab mulai dari kitab Kejadian hingga kitab Maleakhi yang disebut Perjanjian Lama.

Lalu apa maksudnya Perjanjian Baru?

  1. Perjanjian yang pelaksanaannya dilakukan bukan karena peraturan melainkan karena hati. Seringkali kita melakukan kegiatan keagamaan sementara hati kita menjauh dari Tuhan; kita melakukannya hanya karena aturan. Sebagai anak Tuhan, hendaklah kita melakukan segala sesuatunya karena hati yang mengasihi Tuhan.
  2. Perjanjian yang pelaksanaannya dilakukan dengan sungguh-sungguh tanpa hitung-hitungan. Janganlah kita hitung-hitungan dengan Tuhan. Ketika kita melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh maka Allah akan memberkati kita dengan limpahnya.
  3. Perjanjian yang pelaksanaannya dilakukan bukan demi mencari untung melainkan justru rela berkorban. Tidak sedikit orang yang mencari untung dalam kegiatan kerohanian maupun kegiatan sosial; dalam melayani Tuhan janganlah kita mencari untung melainkan hendaknya rela berkorban.
  4. Perjanjian yang pelaksanaannya dilakukan bukan demi mencari kemuliaan diri sendiri melainkan kemuliaan Tuhan. Ketika kita mencuri kemuliaan Allah, kita akan kehilangan segala-galanya; ketika kita mengembalikan segala pujian, kehormatan, dan kemuliaan kepada Allah maka la akan mencurahkan kuasa kemuliaan-Nya yang luar biasa.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hendaknya kita hidup menurut Perjanjian Baru yaitu melakukan Firman dengan hati, dengan kesungguhan, dengan kerelaan berkorban dan demi kemuliaan Tuhan semata, maka kita akan dituntun untuk semakin dekat dengan Tuhan dan masuk ke dalam Perjanjian Baru untuk menerima kuasa serta kemuliaan-Nya yang luar biasa. Amin!

Blog Post

Related Post

Selasa, 18 Juli 2023

Pengantara

 Pengantara

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 8:1-6)

Ketika saya masih kecil, saya sempat bertanya kepada guru saya karena ada satu kata yang saya tidak mengerti, yaitu kata "perantara," karena di depan rumah saya, ada rumah yang mau dijual dengan tulisan "dijual tanpa perantara." Lalu guru saya tersenyum dan berkata, "Oh, itu artinya calo; orang yang mencari keuntungan." Ada lagi perantara yang lain: ketika sepasang suami istri bermasalah dan tidak sanggup menyelesaikan masalah mereka sendiri, perlu dicarikan orang ketiga yaitu hamba Tuhan untuk menjadi perantara dalam mendamaikan mereka serta menyelesaikan masalah rumahtangga mereka. Demikianlah di satu sisi perantara bisa merugikan, tapi di sisi lain perantara bisa sangat menguntungkan. Nah, Yesus Kristus adalah perantara kita yang percaya; dan sebagai Pengantara, la tidak pernah merugikan kita melainkan selalu menolong kita untuk mencapai potensi maksimal.

Bagaimana Allah yang kudus dapat dihampiri oleh manusia yang berdosa? Tidak ada jalan lain kecuali lewat salib; ketika Yesus Kristus disalibkan, itu sama saja dengan tangan kanan-Nya memegang tangan Allah dan tangan kiri-Nya memegang tangan manusia, untuk mendamaikan manusia dengan Allah. Demikianlah Yesus menjadi Pengantara kita:

  1. Agar kita dapat dengan berani menghadap Allah. Allah adalah kudus sedangkan manusia adalah berdosa; Yesus Kristus menjadi Pengantara manusia dengan Bapa.
  2. Agar doa-doa kita dijawab. Yesus mengatakan, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya."
  3. Agar janji-janji Allah digenapi dalam hidup kita. Karena darah Yesus Kristus telah tertumpah, kita punya kepastian untuk merebut janji-janji Allah itu.
  4. Agar kita dapat masuk ke dalam kemuliaan Allah. Inti hidup Kristiani bukanlah sekadar beragama melainkan masuk ke dalam kemuliaan Allah, dan merasakan pembelaan serta kuasa-Nya yang selalu terbukti bagi kita.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, Yesus Kristus menjadi Pengantara kita dengan Bapa di sorga agar kita senantiasa dapat hidup dalam kuasa dan kemuliaan-Nya; lewat salib Kristus ada jembatan penghubung antara kita dengan Bapa sehingga kita dapat mengalami hal-hal yang luar biasa dalam hidup kita. Amin!

Blog Post

Related Post

Senin, 17 Juli 2023

Jaminan

 Jaminan

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 7:18-28)

Tahukah Saudara bahwa perjanjian Allah dengan manusia adalah jaminan yang kekal? Allah bukan sekadar berjanji dan memberikan pengharapan tanpa kepastian. Dunia ini penuh dengan orang-orang yang kecewa, karena manusia sering berjanji tanpa menggenapinya. Tapi ketika Allah yang berjanji, la akan menepati janji-Nya karena la memberikan jaminan bahwa la akan selalu menyediakan yang terbaik bagi kita.

Dari bacaan Kitab Suci hari ini jelas dibedakan antara Yesus dengan imam besar. Imam besar setahun sekali membawa darah anak domba dan harus membereskan dosanya sendiri; Yesus mempersembahkan diri-Nya satu kali untuk selama-lamanya tanpa perlu membereskan dosa-Nya karena la memang tak bercacat; la tanggung dan la selesaikan dosa seluruh umat manusia di kayu salib satu kali untuk selamalamanya. Demikianlah karya Yesus di kayu salib adalah jaminan bagi kita yang percaya:

  1. Bahwa dosa kita sudah diampuni. Yang menjadikan manusia sengsara dan tertekan adalah dosa; ketika kita bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, dan kita bereskan semua dosa kita di hadapan Tuhan, maka kita memperoleh jaminan kepastian keselamatan bagi hidup kita.
  2. Bahwa kita diangkat menjadi anak Allah. Bukan saja dosa kita diampuni, melainkan juga kita dilayakkan menjadi anak Allah. Alkitab mengatakan, "Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah." Dan kalau kita anak berarti kita memanggil Dia Bapa. Berarti la bertanggung jawab atas hidup kita dan melakukan perkara-perkara besar bagi hidup kita.
  3. Bahwa kita dipenuhi oleh Roh Kudus. Sebagai anak, Bapa tahu persis bahwa tantangan dan pergumulan hidup kita berat sehingga ketika Yesus naik ke sorga, la tidak meninggalkan kita sebagai yatim piatu; la mengatakan, "Aku akan minta kepada Bapa, dan la akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya la menyertai kamu selama-lamanya...la akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran."
  4. Bahwa kita akan memerintah bersama Dia sampai selama-lamanya. Karena sebagai anak, la menyatukan kita dengan kuasa-Nya.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, sebagai orang percaya, kita tidak perlu ragu lagi karena kita tahu bahwa Yesus Kristus adalah jaminan kita untuk masuk ke dalam rencana dan kepastian hidup yang berkemenangan di dalam Tuhan. Amin!

Blog Post

Related Post

Minggu, 16 Juli 2023

Berdasarkan Peraturan Manusia Atau Berdasarkan Hidup Yang Tidak Dapat Binasa (2)

Berdasarkan Peraturan Manusia Atau Berdasarkan Hidup Yang Tidak Dapat Binasa (2)

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 7:11-17)

Kalau kita pelajari di dalam Alkitab, ada dua hukum yang berlaku, yaitu hukum daging dan hukum Roh; ada peraturan manusia dan ada kehendak Allah yaitu hidup yang tidak dapat binasa. Selama kita hidup menurut daging, yang ada dalam pikiran kita hanyalah hal-hal yang dari daging; tapi ketika kita hidup menurut Roh, hal-hal yang dari Rohlah yang akan senantiasa kita terima.

Peraturan-peraturan manusia akan membawa kita kepada kebinasaan, tapi hukum dari hidup yang tidak dapat binasa akan membawa kita kepada kemuliaan. Segala sesuatu dalam hidup ini dapat diukur berdasarkan peraturan manusia, tapi ketika diukur berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa, hasilnya pasti berbeda. Yesus mengatakan, "Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh." Di mana letak perbedaannya?

  1. Peraturan manusia berat dan mendatangkan tekanan, sedangkan hidup yang tidak dapat binasa penuh dengan kuasa. Ketika kita hidup menurut peraturan manusia, kita akan cenderung berpikir negatif; ketika kita hidup menurut hidup yang tidak dapat binasa, kita akan melihat bahwa "Injil bukan disampaikan dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh," yang berarti, sesukar apa pun masalah kita, kita akan tetap sanggup menghadapinya. Yesus mengatakan, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku...Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." Artinya, dengan kuasa Tuhan kita akan sanggup menanggung segala perkara.
  2. Peraturan manusia hanyalah sementara sedangkan hidup yang tidak dapat binasa kekal. Seandainya pun kita merasa damai karena peraturan manusia, damai itu hanya sementara; ketika kita hidup menurut kebenaran Firman, menurut kepastian kasih Allah dalam hidup kita, kita akan melihat damai, kekuatan dan kemenangan yang kekal, karena Kristus akan menuntun kita di jalan menuju kemenangan dalam kasih karunia dan kuasa-Nya yang luar biasa.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, hendaknya kita hidup menurut apa yang sudah Tuhan tetapkan bagi hidup kita, maka niscaya kita akan melihat hal-hal luar biasa yang Tuhan sediakan bagi setiap kita yang percaya. Amin!

Blog Post

Related Post

Sabtu, 15 Juli 2023

Berdasarkan Peraturan Manusia Atau Berdasarkan Hidup Yang Tidak Dapat Binasa (1)

Berdasarkan Peraturan Manusia Atau Berdasarkan Hidup Yang Tidak Dapat Binasa (1)

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 7:11-17)

Salah satu persoalan pendidikan dalam bangsa kita adalah bahwa setiap kali ganti menteri, ganti peraturan, dan biasanya juga ganti kurikulum, sehingga yang terjadi seringkali adalah pendidikan menjadi tidak konsisten, karena pada akhirnya peraturan didasarkan pada kekuasaan. Itu adalah sesuatu yang sangat rumit, karena masing-masing menteri tidak lagi berpikir baik dan seringkali masih ada pemikiran bahwa kalau menteri tidak mengubah sesuatu kelihatannya tidak eksis, tidak berkarya. Pemikiran seperti itu harus dibuang dari pejabat dan penguasa di negeri ini, karena kalau tidak, yang terjadi adalah kekacauan. Kalau peraturannya berubah-ubah, segala sesuatunya takkan maksimal.

Demikian juga dalam keluarga; antara suami istri perlu ada pendidikan yang sama terhadap anak-anaknya. Seringkali suami memberitahu anaknya, istri malah marah kepada suaminya; demikian juga sebaliknya, hingga akhirnya, karena dasar peraturannya tidak jelas, langkah-langkahnya pun menjadi tidak jelas. Apa yang bisa kita pelajari dari bacaan Kitab Suci hari ini?

  1. Peraturan manusia mengutamakan yang menyenangkan, sedangkan hidup yang tidak dapat binasa mengutamakan yang terbaik bagi kita. Terkadang yang menyenangkan belum tentu terbaik; sebaliknya yang terbaik pun tidak selamanya menyenangkan. Yang Tuhan mau adalah supaya hidup kita meraih yang terbaik; terkadang prosesnya tidak menyenangkan, berat dan sukar, tapi melalui semuanya itu kita akan melihat hal-hal yang baik dalam hidup kita.
  2. Peraturan manusia mengikat sedangkan hidup yang tidak dapat binasa melegakan. Peraturan manusia selalu mengikat; tidak boleh ini itu sampai-sampai hidup ini sepertinya sulit dijalani; sedangkan hukum yang dari Tuhan justru melegakan kita; kita tidak berbuat sesuatu bukan karena tidak boleh, melainkan karena kita tahu itu tidak baik bagi kita. Dosa adalah segala sesuatu yang tidak baik bagi kita, yang akan menjadikan hidup kita sengsara, dan ketika kita meninggalkan dosa, segala kasih setia, kemurahan dan kasih karunia Allah berlaku dalam hidup kita.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, sebagai orang percaya, standar hidup kita sudah jelas, yaitu Firman, dan dasarnya adalah kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus. Ketika standar kita adalah Firman, dan dasar kita adalah kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus, maka langkah hidup kita akan menuju kepada kemuliaan. Amin!

Blog Post

Related Post

Jumat, 14 Juli 2023

Melkisedek

Melkisedek

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 7:1-10)

Damai adalah sesuatu yang dirindukan oleh setiap manusia, tapi damai tak dapat dibeli dengan apa pun; damai hanya bisa kita dapatkan ketika kita mengambil keputusan untuk menyerahkan hidup kita kepada Tuhan dan hidup menurut Firman-Nya. Damai bukanlah keadaan melainkan keputusan untuk hidup dengan sukacita yang dari Tuhan. Yesus adalah Raja Damai dan dalam bahasa Ibrani disebut Melkisedek. Melkisedek berasal dari dua kata Ibrani yaitu Melekh dan Shalom; Melekh artinya raja dan Shalom artinya damai sejahtera yang tak berkesudahan.

Dari bacaan Kitab Suci hari ini, dapat kita lihat bahwa keberadaan Melkisedek tidak jelas, tapi tugas dan tanggung jawab kerjanya sangat jelas, yaitu sebagai Melekh Shalom atau Raja Damai. Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari keberadaan Melkisedek?

  1. Keberadaan Melkisedek adalah bukti bahwa Kristus sudah ada sebelum dunia dijadikan. Apa hubungannya dengan Melkisedek? Allah mampu menjelma menjadi manusia lewat apa saja yang la kehendaki; la bisa lahir lewat rahim Perawan Maria, la juga bisa muncul dalam kapasitas kuasa yang Tuhan berikan kepada-Nya sebagai Melkisedek. Karena kita punya Allah yang maha kuasa, ada saatnya ketika la muncul dalam rupa Melkisedek, ada saatnya ketika la muncul di tengah perapian yang menyala-nyala ketika Sadrakh, Mesakh dan Abednego dibuang ke sana. Berarti keberadaan Melkisedek membuktikan bahwa Kristus sungguh ada, dan sudah layak dan sepantasnya kita bersyukur.
  2. Keberadaan Melkisedek adalah gambaran bahwa kita dipersiapkan untuk hidup dalam kerajaan damai. Kedatangan Kristus yang menjelma menjadi manusia selalu diucapkan dalam bentuk damai, karena dunia tidak bisa memberikan damai yang sejati.
  3. Keberadaan Melkisedek adalah tantangan bagi kita untuk menyadari kekuasaan yang lebih besar, yang berarti kita harus rendah hati. Apa pun dan siapa pun kita, kita boleh saja memiliki segalanya, tapi kita harus tahu bahwa ada kekuasaan yang lebih tinggi dari kita dan kita harus tunduk, yaitu Allah Pencipta langit dan bumi yang memberikan hidup bagi kita.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, Bapa kita adalah Melekh Shalom, Raja Damai; itu berarti setiap kita tidak perlu khawatir dan kecewa sehingga kita bisa hidup dalam damai sejahtera yang Tuhan berikan. Amin!

Blog Post

Related Post

Kamis, 13 Juli 2023

Sesuatu Yang Lebih Baik

Sesuatu Yang Lebih Baik

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 6:9-20)

Sesuatu yang paling sulit dimiliki oleh manusia adalah rasa puas; pada dasarnya setiap manusia ingin hidupnya lebih lagi dari apa yang sudah ia miliki. Hal itu wajar, tapi sebagai orang percaya kita harus hidup dengan ucapan syukur kepada Allah atas segala yang sudah la berikan dalam hidup kita. Allah memang menuntut kita lebih lagi, selalu menyediakan lebih lagi bagi kita, dan Alkitab mengatakan "Engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar."

Manusia mengharapkan sesuatu yang lebih baik, tapi untuk mendapatkannya seringkali menghalalkan segala cara karena setan selalu menaruh ambisi duniawi dan keserakahan dalam hidup kita sehingga akhirnya kita tidak mengerti rencana Allah bagi hidup kita. Hidup Kristiani adalah hidup bersukacita, karena Allah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita, yaitu:

  1. Damai yang tak dapat dunia berikan. Orang boleh saja kaya dan punya segala-galanya tapi damai sejahtera tak pernah dapat dibeli; yang dunia berikan hanya sementara, tapi damai yang Tuhan berikan terus mengalir dalam hidup kita.
  2. Kasih yang dapat menerima kembali orang yang bersalah. Orang yang dendam adalah orang yang sengsara; orang yang hidup dalam kasih akan penuh sukacita. Orang boleh saja bersalah tapi kita harus menerima kembali orang tersebut dengan kasih yang dari Tuhan.
  3. Ketenangan yang tidak terpengaruh oleh kondisi yang ada. Kondisi boleh berubah, keadaan perekonomian boleh tidak pasti, tapi kita tetap tenang karena kita tahu bahwa Allah kita lebih besar dari segalanya dan la memberikan kekuatan bagi kita.
  4. Keselamatan yang kekal. Manusia boleh beragama tapi selama ia tidak bertobat, meninggalkan dosa dan menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhannya, ia takkan beroleh keselamatan.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hidup Kristiani harus taat dan dekat dengan Tuhan agar dapat memasuki rencana Allah dan hidup dalam kehendak-Nya yang luar biasa; kita tahu bahwa Allah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita demi kemuliaan nama-Nya. Amin!

Blog Post

Related Post

Rabu, 12 Juli 2023

Murtad

Murtad

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 6:1-8)

Murtad adalah kata yang sangat menakutkan dan tidak pantas diucapkan oleh manusia, karena yang dapat menyatakan seseorang murtad hanyalah Allah sendiri, dan yang dapat menyatakan seseorang layak juga hanya Allah sendiri; kita tidak pantas menghakimi siapa pun. Orang yang disebut murtad adalah orang yang sudah mengenal dan hidup dalam kebenaran tapi kemudian jatuh lagi karena tekanan hidup atau bujuk rayu dunia.

Tidak seorang pun ingin murtad dalam hidupnya tapi seringkali arus dunia memperdayai dan menyeret kita hingga murtad. Murtad bukanlah keadaan melainkan tingkatan keadaan; murtad dimulai ketika kita mendengar suara Roh Kudus namun tidak menggubrisnya dan malah mengeraskan hati hingga akhirnya kita jatuh dan mendukakan Roh Kudus. Tapi puji Tuhan, sekalipun kita sempat jatuh, asalkan kita masih mau mendengar suara Roh Kudus, mau bangkit dan membereskan semuanya dengan Tuhan, bagi kita akan selalu ada pengampunan.

Demikianlah orang murtad adalah:

  1. Orang yang sudah mengenal kebenaran namun kemudian lari dari kebenaran. Tidak ada manusia yang kebal terhadap dosa; ketika kita mulai tidak peduli terhadap Firman, kita sudah berada diambang kejatuhan. Siapa pun kita, mari kita jaga hidup dan iman serta hubungan kita dengan Tuhan, agar berkat Tuhan senantiasa tercurah bagi kita.
  2. Orang yang tidak akan mengalami pengampunan. Hidup Kristiani tidak bisa setengah-setengah; sekali kita mengambil keputusan untuk melayani Tuhan, selamanya kita hidup bersama Tuhan. Ketika kita murtad, tidak ada lagi pengampunan bagi kita.
  3. Orang yang mengeraskan hati terhadap tegoran-tegoran Tuhan. Seringkali orang yang sudah mengenal kebenaran masih bisa murtad karena selalu mengeraskan hati, tidak mau dinasihati atau ditegor oleh Tuhan lewat keadaan atau Firman yang didengar.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, apa pun yang terjadi, hendaklah kita tetap teguh berpegang pada prinsip iman kita bahwa la adalah Allah yang setia. Janganlah menjadi umat Kristiani hanya di luarnya saja; umat Kristiani yang seperti itulah yang bisa murtad. Orang yang melekat kepada dan berakar dalam Kristus itulah yang akan melihat kemuliaan Tuhan dalam hidupnya. Amin!

Blog Post

Related Post

Selasa, 11 Juli 2023

Makanan Keras

Makanan Keras

(Pembacaan Alkitab:Ibrani 5:11-14)

Makanan rohani kita adalah Firman Allah; rohani kita membutuhkan makanan yang tepat sesuai dengan tingkat pertumbuhan kita. Ketika kita masih bayi rohani, kita membutuhkan susu yang murni, tapi ketika kita mulai beranjak remaja bahkan dewasa di dalam Tuhan, kita harus menerima makanan-makanan padat yang memang cocok bagi kita, sehingga kita semakin maju di dalam Tuhan dan kuat menghadapi tantangan. Seringkali kita sudah bertahun-tahun melayani tapi tidak dewasa secara rohani, mudah kecewa dan jatuh karena tidak menerima makanan rohani yang cukup padat, yang menjadikan kita kuat tegak berdiri. Demikianlah Firman Allah memampukan kita melalui masalah dan tantangan hidup.

Akhir-akhir ini ada pemikiran keliru, bahwa makanan keras itu berarti pendeta berkhotbah marah-marah, menyerang jemaat lewat khotbahnya; padahal makanan keras bukanlah tergantung pada penyampaiannya.

Lalu apa makanan keras yang dimaksudkan dalam bacaan Kitab Suci hari ini?

  1. Firman yang menegor dosa dan menyatakan kesalahan. Kita perlu mendengar Firman agar menyadari setiap kesalahan kita dan kembali kepada jalan Tuhan.
  2. Firman yang menuntut seseorang untuk mengambil keputusan. Makanan keras seharusnya menjadikan orang mengambil keputusan untuk semakin hidup dalam terang kasih Tuhan.
  3. Firman yang menjelaskan tanggung jawab kita untuk melihat janji Allah digenapi. Makanan keras menjadikan kita hidup berpadanan dengan Injil Kristus, sehingga hidup kita penuh dengan damai sejahtera dan kasih Tuhan yang luar biasa.
  4. Firman yang memimpin ke dalam kekudusan. Kekudusan adalah kunci untuk melihat kuasa dan mujizat Tuhan. Alkitab mengatakan, "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah."

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, ketika kita makan makanan rohani, Firman Allah menjadi bagian yang teguh dalam hidup kita, memberikan kekuatan bagi kita, memampukan kita dalam menghadapi masalah, dan memberikan hikmat sehingga kita mampu hidup dalam kebenaran demi kemuliaan Allah. Amin!

Blog Post

Related Post

Senin, 10 Juli 2023

Persembahan

Persembahan

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 5:1-10)

Dalam bacaan Kitab Suci hari ini, kita belajar tentang persembahan. Persembahan berasal dari kata sembah; kita menyembah Tuhan dengan memberikan hidup kita, waktu kita, dan harta kita untuk kita persembahkan kepada Tuhan.
Manusia dapat memberi tanpa mengasihi; tidak ada manusia yang dapat mengasihi tanpa memberi. Allah mengasihi kita bukan hanya dengan perkataan, melainkan dengan mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Bagaimana dengan kita? Ketika kita mengaku mengasihi Kristus, apakah kita memberikan sesuatu kepada-Nya? Sudahkah kita memberikan waktu kita, hidup kita, dan segala yang ada pada kita, dengan kesadaran bahwa semua itu Tuhan yang empunya?

Demikianlah berbicara tentang persembahan bukan hanya berbicara tentang uang melainkan juga tentang hati, bagaimana kita mempersembahkan waktu dan hidup kita kepada Tuhan. Seringkali kita mengaku mengasihi Tuhan, tapi tidak pernah menyediakan waktu untuk membaca Firman-Nya, berdoa, bersekutu pribadi denganNya. Hendaknya kita belajar mempersembahkan segenap hidup kita dengan benar, yaitu:
  1. Persembahan haruslah dari hati. Ketika ingin berbuat sesuatu bagi orang lain, hendaklah itu dari hati yang tulus karena kita mengasihi Kristus dan mengasihi jiwa-jiwa.
  2. Persembahan haruslah sungguh-sungguh. Apa pun yang kita kerjakan kalau tidak dengan segenap hati hasilnya pasti mengecewakan; apa pun yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh hasilnya selalu membawakan kemuliaan bagi Tuhan.
  3. Persembahan haruslah dengan sukacita. Apa pun yang kita kerjakan, kerjakanlah itu dengan sukacita dan bukan bersungut-sungut.
  4. Persembahan haruslah dengan kerelaan berkorban. Artinya bukan karena kelebihan kita melainkan karena kita tahu bahwa Tuhan itu baik dan kita rela berkorban demi Tuhan.
Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, hendaklah kita menjadi orang yang mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan, kepada keluarga kita, kepada lingkungan masyarakat; ketika kita mempersembahkan sesuatu yang baik, lewat hidup kita nama Kristus dimuliakan. Amin!

Blog Post

Related Post

Minggu, 09 Juli 2023

Imam Besar

Imam Besar

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 4:14-16)

Menurut Alkitab ada tiga jabatan besar yang membutuhkan pengurapan, yaitu: Imam, Nabi dan Raja, dan Yesus Kristus memegang ketiga-tiganya: la adalah Raja damai karena pemerintahan-Nya membawakan damai sejahtera, la adalah nabi yang menyampaikan pesan-pesan Allah kepada orang percaya, la juga Imam Besar kita. Imam besar adalah jabatan tertinggi dalam sejarah bangsa Israel; di antara para pemimpin bangsa Israel pada waktu itu, imam besarlah yang harus memberikan petunjuk; misalnya, raja membutuhkan petunjuk Tuhan tentang peperangan, tentang keadaan perekonomian dan tentang keputusan-keputusan yang harus diambil. Hanya imam besar yang boleh masuk ke ruang maha kudus di bait Allah untuk membawa segala persoalan dan dosa umat bersamaan dengan darah anak domba korban, dan juga untuk menerima jawaban dan pertolongan dari Allah. Yesus Kristus adalah Imam Besar kita yang percaya; untuk segala keperluan dan kebutuhan hidup, kita dapat datang kepada-Nya untuk menerima pertolongan tepat pada waktunya.

Imam besar adalah tokoh sentral dalam hidup umat Allah; apa saja tugas seorang imam besar?

  1. Menanggung dosa umat. Yesus Kristus adalah Imam Besar Agung kita, karena itu hendaklah kita menjalani hidup sehari-hari dengan memandang ke depan, memegang kebenaran dan hidup dalam kebenaran, jangan menyakiti hati Tuhan dengan berbuat dosa lagi.
  2. Menguduskan umat. Setelah menanggung dosa umat, la memberitakan janji pengampunan dan pemulihan sehingga dengan itu la menguduskan umat.
  3. Meneruskan Firman Allah kepada umat. la menyampaikan firman yang la dengar dari Tuhan kepada umat. Yesus adalah Imam Besar Agung kita; la memberikan Roh Kudus-Nya untuk menjadikan kita mengerti seluruh kehendak Allah; la mau mengajar kita tetap hidup dalam kebenaran.
  4. Mengawasi umat dalam melaksanakan hukum-hukum Allah. Imam besar juga mengawasi agar setiap umat kembali hidup menurut hukum-hukum Allah.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Yesus Kristus itulah Imam Besar kita; la yang menanggung dosa kita, la yang menguduskan hidup kita, la yang menyampaikan Firman Allah dan menyempurnakan hidup kita sesuai dengan hukum-hukum-Nya. Amin!

Blog Post

Related Post

Sabtu, 08 Juli 2023

Pedang Bermata Dua

Pedang Bermata Dua

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 4:7-13)

Ada suatu kalimat Yesus yang sangat luar biasa ketika la berkata kepada Petrus: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang." Berarti hidup Kristiani adalah anti kekerasan bukan hanya dalam konsep melainkan juga dalam perbuatan. Sekarang ini banyak orang yang berkampanye anti kekerasan tapi dalam pelaksanaannya mereka justru melakukan kekerasan. Janganlah menyelesaikan masalah dengan kekerasan; kekerasan tidak pernah meyelesaikan masalah dan malah menciptakan masalah baru yang lebih parah lagi yang akhirnya menghancurkan hidup kita. Itu sebabnya umat Kristiani harus menolak kekerasan dan hidup di dalam kasih Tuhan.

Dalam bacaan Kitab Suci hari ini kita diingatkan bahwa Firman Allah "lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun":

  1. Kita tidak bisa sembarangan. Kita harus menggunakan Firman dengan pemahaman yang betul, dan harus mengisi hidup kita dengan baik, dengan menyerahkan hidup kita diatur oleh Firman.
  2. Kita harus menyadari daya serang gandanya. Ketika kita pegang Firman, kita dibentengi dar segala yang jahat; dan ketika kita mempelajari Firman, segala dosa kita sendiri akan terungkap. Demikianlah Firman menjadi benteng terhadap serangan iblis sekaligus membersihkan hidup kita sendiri.
  3. Kita harus membungkam pekerjaan musuh. Sebagai orang percaya, kita harus membungkam segala tipu daya iblis dengan Firman.
  4. Kita harus selalu tenang. Ketika kita tahu bahwa Firman adalah pedang bermata dua, kita aman, karena kita tahu bahwa pedang yang ada dalam tangan kita akan menjamin kepastian keselamatan kita.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, jangan biarkan setan menindas hidup kita, kita harus mengerti hak kita sebagai anak Raja, dan kita harus bangkit merebut kemenangan dengan hidup menurut Firman. Amin!

Blog Post

Related Post

Jumat, 07 Juli 2023

Ketinggalan

Ketinggalan

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 4:1-6)

Ketinggalan adalah sesuatu yang sangat tidak mengenakan, namun Alkitab dengan tegas mengatakan, "Banyak orang yang terdahulu akan menjad yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu." Artinya, orang yang merasa sudah di depan bisa ketinggalan sementara orang yang tadinya ketinggalan justru bisa di depan. Seringkali, ketika kita merasa sudah lebih lama kenal Tuhan, sudah lebih lama melayani, kita menjadi tidak waspada; sebaliknya, ketika kita merasa diri bukan siapa-siapa, kita akan lebih dalam lagi menggali Firman, lebih sungguh-sungguh lagi berupaya memahami Tuhan, dan lebih sungguh-sungguh lagi mendekat kepada Tuhan.

Allah merancangkan dua tempat perhentian: tempat perhentian dalam arti masa kita diberkati sementara kita masih hidup di muka bumi, di mana di tengah persoalan dan masalah yang sukar kita tetap merasakan kebaikan Tuhan; dan tempat perhentian kekal di sorga kelak.

Lalu bagaimana orang yang terdahulu, yang sudah mendengar berita keselamatan, bisa ketinggalan?

  1. Karena over confident atau terlalu percaya diri. Ketika kita sudah terlalu percaya diri, tidak mau lagi dituntun oleh suara hati, merasa diri paling baik, ujung-ujungnya kita justru ketinggalan.
  2. Karena tidak berjaga-jaga dan berdoa dan tidak tekun membaca Alkitab. Setiap kita yang percaya harus menyadari bahwa kita harus lebih melekat lagi kepada Tuhan lewat doa dan penyembahan pribadi, lewat membaca Firman, agar tidak ketinggalan.
  3. Karena tidak lagi berjuang. Merebut adalah jauh lebih mudah daripada mempertahankan; seringkali ketika kita sudah berada di depan, kita merasa diri sudah hebat, sehingga tidak lagi berjuang. Oleh karena itu kita harus menyadari bahwa kita harus tetap berjuang menuju kepada kesempurnaan di dalam Kristus.
  4. Karena merasa sudah tahu dan sudah mengerti. Mengingatkan orang berdosa adalah jauh lebih mudah daripada mengingatkan orang benar yang jatuh ke dalam dosa; orang berdosa mudah menyadari kelemahannya ketika diingatkan, tapi orang benar yang jatuh ke dalam dosa seringkali sulit diberitahu karena merasa dirinya sudah tahu hingga akhirnya terhalang untuk menerima berkat Tuhan.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, hendaklah hidup kita senantiasa dekat dengan Tuhan, dengan senantiasa menuruti setiap Firman-Nya dan hidup dalam ketaatan, sehingga kita tidak ketinggalan memasuki tempat perhentian yang sudah Allah sediakan. Amin!

Blog Post

Related Post

Kamis, 06 Juli 2023

Hukuman Tuhan

Hukuman Tuhan

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 3:7-19)

Kasih Allah bukan hanya dinyatakan dengan berkat melainkan juga dengan hukuman, karena kasih juga harus tegas. Ketika langkah kita salah, ketika jalan kita menuju bahaya, hukuman harus kita alami agar kita sadar. Ketika Allah menghukum kita, Allah tahu yang terbaik. Dunia cenderung menghukum tanpa arah, sehingga menimbulkan kebencian dan sakit hati, tapi ketika Allah menghukum, la tahu siapa kita, sehingga hukuman-Nya takkan melampaui kekuatan kita. Dan ketika Allah menghukum, hukuman-Nya justru berdampak positif karena la menghukum dengan tujuan yang jelas dan kasih-Nya tetap nyata dalam hidup kita, sehingga setelah menjalani hukuman, kita justru semakin sempurna di mata Allah.

Sedari mulanya Allah tidak pernah merancangkan hukuman bagi manusia; sedari mulanya Allah menciptakan dan merancangkan manusia untuk hidup berkemenangan, penuh sukacita, damai sejahtera dan hidup dalam kuasa. Jadi Allah tidak pernah merancangkan hukuman bagi manusia melainkan merancangkan berkat dan hal-hal yang luar biasa.

Lalu mengapa hukuman Allah masih terjadi?

  1. Karena kita mengeraskan hati (ayat 8, 15). Tuhan sudah memberitahu dan menasihati kita, tapi kita mengeraskan hati, tidak mau ditegor. Ketika Roh Kudus mulai menegor, kita harus sadar dan bangkit, meninggalkan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan, sehingga kita tetap hidup dalam kebenaran.
  2. Karena hati kita jahat (ayat 12). Boleh saja kita melayani Tuhan tapi kalau hati kita tidak bersih maka hidup kita hanya akan menjadi batu sandungan, menjadi orang yang munafik. Hendaklah kita mempunyai hati yang bersih, yang hanya meninggikan nama Yesus saja.
  3. Karena kita tidak taat (ayat 18). Tuhan mencari orang yang taat kepada-Nya, karena ketika kita melakukan Firman dengan sungguh-sungguh maka Tuhan akan memberkati kita di mana pun kita berada.
  4. Karena kita tidak percaya (ayat 19). Orang yang tidak percaya akan mengalami hukuman. Ketika kita hidup percaya kepada Tuhan, kita takkan berbuat dosa dan senantiasa menyenangkan hati Tuhan.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, hukuman adalah sesuatu yang tidak dikehendaki oleh Allah, tapi akan Allah nyatakan demi kebaikan manusia sendiri. Marilah kita hidup benar dan berkenan kepada-Nya, dan sadar serta bangkit kembali ketika kita mengalami hukuman-Nya. Amin!

Blog Post

Related Post

Rabu, 05 Juli 2023

Arah Pandangan Kita

Arah Pandangan Kita

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 3:1-6)

Ke mana kita memandang ke sanalah kita menuju; dengan kata lain, arah pandangan kita akan menentukan arah langkah kita. Demikian pula halnya dengan hidup Kristiani; ketika kita terus memandang kepada Tuhan, jalan kita akan selalu menyenangkan hati Tuhan, tapi ketika kita terus memandang kepada dunia, langkah kita akan tertarik kepada kesenangan-kesenangan dunia. Itu sebabnya hidup Kristiani harus tertuju kepada Tuhan. Banyak orang yang gagal dalam rumahtangga karena arah pandangannya salah, tidak lagi berusaha memahami kekurangan pasangannya dan menerima pasangannya apa adanya, melainkan mengarahkan pandangannya kepada wanita atau pria lain dan mulai membanding-bandingkannya hingga tidak sedikit yang berakhir dengan perselingkuhan. Ketika arah pandangan kita mulai keliru tertuju pada hal-hal yang duniawi, mulai lari dari kebenaran, ketika itulah langkah kita berbahaya. Tapi ketika kita memandang dan melangkah kepada kebenaran, hidup kita akan menyenangkan hati Tuhan.

Dalam bacaan Kitab Suci hari ini kita tahu bahwa selama pandangan kita tertuju kepada pengharapan kita yaitu Yesus Kristus, kita akan mendapatkan bagian dalam kemuliaan yang kekal. Untuk itu, sebagai orang percaya kita harus tahu ke mana pandangan kita harus tertuju:

  1. Kepada kasih Yesus bagi kita. Selama kita arahkan pandangan kita kepada kasih Yesus, kita akan tegar dan kuat berdiri.
  2. Kepada keterbatasan kita di luar Yesus. Kita harus ingat bahwa di luar Tuhan, kita terbatas, sehingga kita perlu dekat dan mengandalkan Tuhan. Ketika kita berharap dan dekat dengan Tuhan serta menjaga hidup kita menurut Firman-Nya, kita yang terbatas bisa dipakai Tuhan untuk melakukan perkara besar.
  3. Kepada tanggung jawab untuk menjadi berkat bagi orang lain. Hidup kita bukanlah hanya untuk bahagia, bukanlah hanya untuk meraih berkat, melainkan untuk menjadi berkat.
  4. Kepada tujuan akhir kita. Tujuan akhir kita bukanlah berkat dan kenikmatan dunia melainkan mahkota yang Kristus sediakan.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, ketika arah pandangan kita benar dan menyenangkan hati Tuhan, otomatis sikap dan keputusan kita akan senantiasa menyenangkan hati Tuhan. Amin!

Blog Post

Related Post

Selasa, 04 Juli 2023

Makna Penderitaan

Makna Penderitaan

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 2:10-18)

Penderitaan adalah sesuatu yang paling tidak diminati oleh siapa pun; tidak seorangpun ingin menderita dalam hidupnya. Tapi tahukah Saudara, bahwa penderitaan bukanlah keadaan melainkan keputusan? Ada orang yang melalui penderitaan tapi tidak merasa menderita; mereka memandangnya sebagai proses untuk menjadi lebih dewasa dan berhikmat, karena penderitaan menuntun mereka kepada kemuliaan yang akan datang. Tapi sebaliknya banyak orang yang di tengah penderitaan hidupnya menjadi kacau, rumahtangganya hancur, bahkan tidak sedikit yang lari ke dukun dan meninggalkan Tuhan. Sebagai orang percaya, meskipun kita tetap harus melalui penderitiaan, selama kita mengandalkan Tuhan dan belajar di tengah penderitaan, maka penderitaan justru akan menjadi sesuatu yang luar biasa untuk menjadikan kita orang percaya yang hidup dalam kemuliaan Tuhan.

Banyak orang dalam imannya berharap tidak akan melalui penderitaan, padahal penderitaan itu baik bagi kita, bahkan menuntun kita kepada kemuliaan yang luar biasa karena kasih setia dan kasih karunia Allah yang luar biasa. Untuk itu kita harus mengerti makna penderitaan:

  1. Untuk memimpin kita kepada keselamatan dan kesempurnaan (ayat 10). Dengan adanya penderitaan kita menyadari pentingnya keselamatan dan bukan hanya berkat; berkat bisa berubah tapi keselamatan adalah kepastian.
  2. Untuk menguduskan kita (ayat 11). Lewat penderitaan kita belajar takut berbuat dosa, dan kekudusan akan membentengi kita di dalam rencana dan rancangan Tuhan yang luar biasa.
  3. Untuk membebaskan kita dari perhambaan (ayat 14-15). Orang yang mengalami penderitaan akan sadar, jangan sampai ia diperhamba lagi oleh kenikmatan duniawi yang hanya menjerat dan menghancurkan hidup manusia.
  4. Penderitaan Orang yang melalui penderitaan pasti akan belajar memahami dan mengerti orang lain; orang yang menghindarkan penderitaan akan menjadi orang yang egois, kepala batu dan mau menang sendiri.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, janganlah menangis di tengah penderitaan; walaupun berat dan sukar kita harus tegarkan jiwa dan tetap percaya bahwa Tuhan yang memegang tangan kita sehingga sekalipun kita melalui penderitaan kita tetap akan mengalami kasih setia Tuhan. Amin!

Blog Post

Related Post

Senin, 03 Juli 2023

Menaklukkan

Menaklukkan

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 2:5-9)

Dalam hidup ini hanya ada dua pilihan: ditaklukkan oleh masalah atau menaklukkan masalah, dan kuncinya bukan lagi pada Tuhan sebab di kayu salib Tuhan sudah mengatakan, "Sudah selesai," semua harga dosa, penderitaan dan kesengsaraan sudah ditanggung dan diselesaikan oleh Tuhan Yesus. Jadi sekarang persoalannya adalah apakah kita mau menerima Dia, sebagaimana yang dikatakan dalam Alkitab, "Semua orang yang menerimaNya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah...Sebab Injil...bukan disampaikan...dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus." Begitu kita menerima Yesus sebagai Juruselamat, Tuhan, dan Raja hidup kita, kita diberi-Nya kuasa untuk hidup dalam kemenangan serta melihat mujizat; sudah saatnya kita menyadari bahwa kita yang percaya sudah diberi-Nya kuasa untuk menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus.

Dari bacaan Kitab Suci hari ini kita belajar bahwa sedari mulanya Allah sudah merancangkan manusia untuk menaklukan segala sesuatu, tapi seringkali bukan kita yang menaklukkan segala sesuatu malah kita yang ditaklukkan oleh segala sesuatu karena kita tidak menyadari rancangan Allah, tidak mengerti hak kita sebagai orang percaya.

Apa buktinya bahwa sedari mulanya Allah sudah merancangkan manusia untuk menaklukkan segala sesuatu?

  1. Allah selalu mengingat dan mengindahkan manusia (ayat 6). Karena Allah mengingat kita, la pasti memberkati hidup kita dan segala perkara dalam hidup kita dijadikan-Nya indah pada waktunya, artinya, la bela kita, la takkan membiarkan kita tersesat dan jatuh tergeletak, bahkan "la turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia."
  2. Allah telah memahkotai kita dengan kemuliaan dan hormat (ayat 7). Artinya, bersama Kristus kita memerintah dan menang. Mahkota kita adalah kemuliaan dan hormat, bukan sekadar berkat; kemuliaan dan hormat akan membawa kita kepada damai sejahtera dalam hadirat Tuhan, sedangkan berkat hanya akan membawa kita kepada kesenangan dan kenikmatan.
  3. Segala sesuatu yang harus dibayar manusia karena dosanya telah Allah tanggungkan pada Yesus Kristus di kayu salib (ayat 9), "sehingga setiap orang yang percaya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hidup Kristiani bukanlah hidup yang ditaklukkan oleh masalah, oleh segala kesenangan duniawi, oleh kuasa kegelapan; hidup Kristiani adalah hidup yang senantiasa tunduk kepada Allah dan menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus demi kemuliaan-Nya. Amin!

Blog Post

Related Post

Minggu, 02 Juli 2023

Hanyut

Hanyut

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 2:1-4)

Yang membedakan ikan hidup dengan ikan mati adalah, ikan hidup akan berenang, entah ikut arus atau melawan arus; hanya ikan mati yang hanyut dibawa arus. Iman Kristiani pun demikian; Alkitab mengatakan, kita yang percaya masih hidup di dunia, tapi janganlah kita hanyut dibawa arus dunia ini; orang yang hanyut dibawa arus dunia ini akan berakhir dalam kebinasaan, sedangkan orang yang hidup dalam kebenaran dan melakukan kehendak Allah akan tetap hidup selama-lamanya.

Seringkali kita mengaku mengasihi Tuhan tapi tetap hanyut dibawa kenikmatan duniawi sehingga semakin jauh dari prinsip mengasihi Tuhan. Apa yang menyebabkan seseorang hanyut?

  1. Tidak teliti memperhatikan apa yang didengarnya (ayat 1). Firman Allah sudah menyingkapkan segala sesuatu untuk mengingatkan dan memperingatkan kita; apa yang kita baca dan kita dengar hendaknya kita simpan dalam hati dan kita lakukan.
  2. Tidak menyadari balasan yang setimpal dari Allah atas setiap ketidaktaatan (ayat 2). Alkitab mengatakan, "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan." la memang Allah yang baik; ketika kita bertobat dan berbalik, la terima kita apa adanya lalu memulai proses pengudusan dan bukan membiarkan kita tetap hidup dalam dosa.
  3. Menyia-nyiakan keselamatan yang sudah Tuhan tawarkan (ayat 3). Seringkali kita mencari kenikmatan sesaat yang ujung-ujungnya hanya berakhir dengan kehancuran dan kebinasaan; janganlah menyia-nyiakan kesempatan untuk diselamatkan dengan berbalik dan bertobat.
  4. Tidak memohon penyataan dan karunia Roh Kudus yang adalah Penolong, Penghibur, dan Guru yang akan mengajar serta memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hidup Kristiani adalah hidup yang teguh berdiri seperti batu karang di tengah gelombang arus kehidupan, sebab kita tahu yang menyertai kita adalah Tuhan yang tidak pernah mengecewakan kita. Amin!

Blog Post

Related Post

Sabtu, 01 Juli 2023

Anak Allah

Anak Allah

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 1:5-14)

Sebutan menurut Alkitab yang paling sering dipermasalahkan padahal merupakan kunci kehidupan Kristiani adalah "Anak Allah." Yesus disebut Anak Allah dan kita yang percaya juga disebut anak Allah. Banyak orang mengatakan bahwa umat Kristiani itu kafir, bahwa Allah itu tidak beranak atau memperanakkan; orang yang menyebut Yesus Anak Allah sama saja dengan mengatakan bahwa Allah itu beranak dan memperanakkan, dan berarti orang itu kafir.

Mengapa kita yang percaya disebut anak Allah? Karena kita memanggil Dia Bapa, dan kita berasal dari Allah dan kita adalah ciptaan baru. Sebutan anak Allah, baik bagi Yesus maupun bagi setiap kita yang percaya, menyiratkan hubungan yang indah; Yesus Kristus rela menebus dan membayar lunas harga dosa kita dan menjadikan kita yang percaya anak Allah; status anak Allah menggambarkan kedekatan kita dengan Allah.

Nah, apa saja yang tersirat dalam sebutan anak Allah?

  1. Standar hidup kita berbeda dengan dunia. Jangan lagi kita sama dengan dunia ini, penuh kebencian, emosi dan kesenangan-kesenangan duniawi; sebagai anak Allah sudah layak dan sepantasnya kalau kita lebih menikmati kesenangan sorgawi.
  2. Kita akan turut dimuliakan. Kita tidak perlu mencari kemuliaan bagi diri sendiri, melainkan tinggal melekat saja kepada Kristus, menyadari keberadaan kita sebagai anak Allah, dan tetap hidup dalam terang-Nya, maka kita akan turut dimuliakan bersama-Nya.
  3. Kita akan dididik, diproses dan dibentuk oleh Allah sendiri. Tuhan mau kita melebihi orang dunia, menjadi berkat di mana pun kita berada; untuk itu Tuhan mau kita dididik, diproses, dibentuk, agar pengurapan-Nya nyata dalam hidup kita.
  4. Kita akan senantiasa dijaga, dilayani dan dituntun oleh pasukan malaikat Allah. Alkitab dengan jelas mengatakan, "Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu."

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, kita yang percaya adalah anak Allah; ketika kita menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita, kita diangkat sebagai anak Allah, karena itu standar hidup kita harus berbeda, termasuk respons kita terhadap tantangan dan penderitaan hidup, hingga kita melihat kemuliaan Allah dinyatakan. Amin!

Blog Post

Related Post

Jumat, 30 Juni 2023

Allah Berbicara

Allah Berbicara

(Pembacaan Alkitab: Ibrani 1:1-4)

Salah satu hal yang paling membingungkan dalam gereja adalah ketika seseorang berkata "Tuhan berbicara kepada saya..." dan tidak lama kemudian ada lagi yang berkata, "Tuhan berbicara kepada saya...," tapi keduanya bertentangan, sampai akhirnya terjadi perdebatan dan perpecahan. Saya percaya bahwa nubuat itu ada dan seringkali benar, tapi terkadang nubuat itu perlu dikonfirmasi atau diteguhkan oleh Firman Allah. Alkitab mengatakan, "Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik," sebab seringkali banyak orang bukan bernubuat melainkan dibuat-buat. Jadi kita harus bisa membedakan mana suara hati manusia itu sendiri mana suara Tuhan. Itu sebabnya, penting kita miliki karunia untuk membedakan bermacam-macam roh, sehingga kita tidak tertipu, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat terang. Tapi ketika Tuhan yang berbicara, kita tidak perlu khawatir, karena Tuhan senantiasa menuntun kepada kemenangan.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, Allah tetap berbicara untuk menuntun kita kepada kebenaran; dahulu Allah berbicara melalui nabi-nabi-Nya, sekarang la berbicara melalui anak-Nya, dan Alkitab juga menjelaskan bahwa Allah tidak berubah, tetap menuntun dan menyatakan kasih-Nya.

Pertanyaannya, dengan cara apa saja Allah berbicara?

  1. Lewat FirmanNya. Lewat Alkitab yang kita baca dan pelajari, serta lewat Firman yang kita dengar, sebagai tuntunan-Nya untuk menempuh jalan hidup benar.
  2. Lewat kegagalan-kegagalan kita. Allah mau kita tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri, mau kita tidak sombong dan jauh dari-Nya, dan mau kita mengubah sifat dan karakter kita, karena sifat dan karakter itulah yang seringkali menjadi penyebab kegagalan kita.
  3. Lewat keadaan di sekitar kita. Alkitab mengatakan bahwa semua keadaan, entah suka atau duka dalam hidup ini, akan memperkuat iman kita dan senantiasa menuntun kita di dalam kasih Allah.
  4. Lewat akal sehat kita. Allah juga berbicara lewat akal sehat kita, karena Allah mau supaya kita tetap naik dan bukan turun, dan Allah mau kita selalu diberkati dan bukan mengalami kutuk.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Allah akan terus berbicara kepada kita untuk menuntun kita ke dalam rencana-Nya yang luar biasa bagi hidup kita, sehingga langkah hidup kita senantiasa berkemenangan demi kemuliaan-Nya. Amin!

Blog Post

Related Post

Kamis, 29 Juni 2023

Aku Akan Membayarnya

Aku Akan Membayarnya

(Pembacaan Alkitab: Filemon 1:17-25)

Di tengah gelombang perekonomian dan bisnis yang semakin tidak pasti, tidak sedikit penerbit kartu kredit dan dealer kendaraan bermotor mula menggunakan jasa penagih hutang. Sungguh ironis; di satu sisi bangsa kita berbicara tentang anti kekerasan, tapi di sisi lain bangsa kita justru membiarkan praktik-praktik seperti itu. Persoalannya adalah seringkali orang tidak mau memenuhi kewajibannya, tidak mau membayar hutangnya. Nah, hidup Kristiani adalah hidup yang bertanggung jawab, bahkan Kristus telah memberikan teladan dengan membayar bukan saja hutang anak-anak-Nya melainkan juga hutang seluruh umat manusia di dunia ini. Alkitab mengatakan, "...surat hutang...itu ditiadakanNya dengan memakukannya pada kayu salib."

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Paulus adalah orang yang bertanggung jawab dengan perkataannya; ia meminta agar Filemon menerima Onesimus kembali, dan mengatakan "Kalau dia sudah merugikan engkau atau pun berhutang padamu... aku akan membayarnya." Dari sini dapat kita lihat bahwa hidup Kristiani adalah hidup yang tidak mementingkan diri sendiri, hidup yang bertanggung jawab.

Pertanyaannya adalah, mengapa dalam kekurangannya, dalam situasi kondisinya yang sukar, Paulus mau membayarnya?

  1. Karena ia hidup bertanggung jawab. Sebagai orang percaya, hendaklah kita bukan pandai berbicara dan berjanji saja, melainkan juga bertanggung jawab dalam hidup ini.
  2. Karena ia siap menanggung risiko pelayanan. Hari-hari ini banyak orang yang mau mencari keuntungan dari pelayanan tanpa mau membayar harganya. Ketika Paulus sedang dipenjara, ia tetap memberitakan Injil kepada teman sepenjaranya, yang akhirnya bertobat; demikianlah Paulus siap menanggung risiko pelayanannya.
  3. Karena kasihnya tulus. Kasih Paulus tulus, bukan hanya dengan perkataan melainkan juga dengan kesiapan membayar harga.
  4. Karena ia tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus berkata, "Adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah?" Dengan kata lain Paulus mau mengatakan bahwa ia hanya mencari kesukaan Allah.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, dari Paulus kita belajar hidup bertanggung jawab, memiliki kasih yang tulus, dan tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri. Biarlah hidup kita senantiasa menjadi berkat bagi sesama demi kemuliaan Bapa kita di sorga. Amin!

Blog Post

Related Post

Rabu, 28 Juni 2023

Hidup Yang Berharga

Hidup Yang Berharga

(Pembacaan Alkitab: Filemon 1:8-16)

Salah satu persoalan terbesar dalam hidup hari-hari ini adalah ketika manusia mulai merasa dirinya tidak berharga, karena hari-hari ini manusia lebih dianggap mesin yang dinilai dari kemampuannya memproduksikan sesuatu yang baik; selama mesin ini produktif, ia akan dihargai dan dipelihara, tapi ketika mesin ini sudah tidak produktif lagi, ia tidak ada harganya lagi dan akan dibuang. Tidak sedikit orang yang akhirnya dibuang, ditinggalkan, hanya karena sempat gagal; demikianlah manusia semakin hari semakin merasa dirinya tidak berharga, karena nilainya tergantung pada kekayaannya, status sosialnya, dan segala sesuatu yang mampu ia kerjakan dan produksikan. Siapa yang lebih kuat, dialah yang menang; manusia hari-hari ini tidak lagi dihargai menurut harkat martabatnya sebagai ciptaan Allah. Oleh karena itu, sebagai orang percaya, marilah kita belajar menghargai sesama manusia, maka kita akan merasakan suasana sorga di sekitar kita.

Nah, bagaimana caranya agar hidup kita berharga?

  1. Dengan meninggalkan dosa. Dosa itulah yang menjadikan manusia merasa dirinya tidak berharga. Oleh karena itu, bertobatlah, maka Tuhan akan memulihkan dan mengangkat kita.
  2. Dengan hidup dalam kasih. Seringkali hidup kita menjadi batu sandungan bagi orang lain karena kita hidup dalam kekerasan, kekasaran, bentakan dan cacimaki, sehingga akhirnya orang menjadi kecewa. Tapi ketika kita hidup dalam kasih, hidup kita menjadi berharga, orang akan merasakan kasih Kristus yang nyata lewat hidup kita.
  3. Dengan melayani Kristus dengan yang terbaik. Sejatinya hidup Kristiani adalah pelayanan, karena kita yang percaya adalah orang yang sudah diselamatkan karena pelayanan Kristus, sebagaimana dikatakan dalam Alkitab, "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani."
  4. Dengan rela berkorban demi orang lain. Dunia hari-hari ini sudah terlampau penuh dengan orang egois, padahal Alkitab mengajarkan agar kita menjadi orang yang rela berkorban demi orang lain.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Yesus sudah mencurahkan darah-Nya bagi setiap orang yang menerima-Nya, dan Alkitab mengatakan, "Semua orang yang menerima-Nya diberl-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah." Ketika kita sadar bahwa kita ini anak Allah, kita juga akan menyadari betapa berharganya hidup kita di dalam terang kasih-Nya. Amin!

Blog Post

Related Post

Selasa, 27 Juni 2023

Hidup Yang Nyata

Hidup Yang Nyata

(Pembacaan Alkitab: Filemon 1:4-7)

Salah satu hal yang paling Yesus benci ketika la hidup melayani di muka bumi adalah kemunafikan, karena kemunafikan adalah hidup dalam kepalsuan. Hidup Kristiani bukanlah hidup dalam kepalsuan, melainkan hidup yang nyata apa adanya. Ketika seseorang menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, dan bertekad meninggalkan dosa dalam hidupnya, hal itu dimulai dari dalam hati hingga terpancar ke luar.

Dalam suratnya kepada Filemon, yang adalah salah seorang buah pelayanannya, Paulus mengingatkan bahwa meskipun segala hal yang baik sudah Tuhan kerjakan dalam hidup Filemon, Filemon tetap punya tanggung jawab, yaitu menyatakan kasih karunia Allah itu dalam keseharian hidupnya yang nyata. Filemon bukan hanya seseorang yang sudah bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, melainkan juga seseorang yang sudah berubah; perubahan itulah yang hendaknya tampak dalam perilaku serta tindakan nyatanya sehari-hari.

Nah, apa saja perilaku dan tindakan nyata tanda pertobatan kita?

  1. Kasih yang nyata (ayat 5). Ketika kita sudah dijamah oleh Tuhan, walaupun kita tetap menghadapi berbagai persoalan, hati kita sudah berubah menjadi lemah lembut dan penuh kasih.
  2. Iman yang teruji (ayat 5). Yaitu bahwa di tengah berbagai masalah dan pergumulan hidup, kita tetap berkata dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan bahwa di dalam Yesus ada jalan ke luar.
  3. Pengetahuan yang benar (ayat 6). Alkitab menyinggung "persekutuanmu di dalam iman," artinya persekutuan untuk bersama-sama lebih memahami Firman, sebagaimana dikatakan Alkitab "iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."
  4. Terhibur dan menghibur (ayat 7). Artinya di satu pihak kita menerima kekuatan dan penghiburan dari Allah sehingga di tengah berbagai masalah dan pergumulan hidup pun kita tetap penuh sukacita dan damai sejahtera, tetapi di lain pihak kita juga selalu memberikan kekuatan dan penghiburan bagi orang-orang di sekeliling kita.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, hendaklah lewat hidup kita orang dapat melihat bahwa kasih Kristus sungguh nyata, sehingga hidup kita selalu menjadi berkat di mana pun kita berada, dan orang memuliakan Bapa yang kekal di sorga. Amin!

Blog Post

Related Post

Senin, 26 Juni 2023

Seorang Hukuman

Seorang Hukuman

(Pembacaan Alkitab: Filemon 1:1-3)

Hidup yang paling indah adalah hidup yang bebas dari hukuman, sedangkan hidup yang paling menekan adalah hidup yang dikejar-kejar oleh hukuman. Misalnya, seseorang yang hidupnya dikejar-kejar oleh penagih hutang takkan merasa tenang; ia tahu ia bersalah, ia tahu ia pantas dihukum, sehingga ia akan hidup dalam ketakutan. Sebagai orang percaya, kita adalah orang yang sudah bebas dari hukuman, karena di atas kayu salib Yesus berkata, "Sudah selesai." Tadinya kita memang pantas dihukum, pantas dibuang dari hadirat Allah ke dalam neraka yang kekal, tapi ketika darah Kristus tertumpah, Alkitab mengatakan bahwa "setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, Alkitab mengatakan, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah...upah dosa ialah maut." Itu berarti semua orang, termasuk Saudara dan saya, sesungguhnya adalah orang hukuman. Tapi syukur kepada Allah yang di dalam Kristus telah menanggung hukuman atas dosa seluruh umat manusia, sehingga setiap orang yang percaya mengetahui, bahwa di dalam Kristus kita adalah orang yang sudah merdeka, tidak lagi terikat oleh hukuman, melainkan hidup dalam kemenangan demi kemenangan hingga kita masuk ke dalam kemuliaan Allah yang kekal.

Dari bacaan Kitab Suci hari ini Paulus sendiri menyebut dirinya seorang hukuman. Mengapa setiap manusia adalah orang hukuman?

  1. Karena dosa menuntun manusia kepada hukuman dan tak ada yang dapat membereskan dosa manusia selain kasih karunia Allah.
  2. Karena tanpa penumpahan darah Kristus, tak ada pengampunan dari hukuman. Seseorang boleh giat beramal ibadah dan melakukan perbuatan baik, tapi hukuman atasnya takkan pernah batal selain oleh darah Kristus.
  3. Karena tanpa mau berbalik dari jalan yang jahat hukuman akan terus mengikat. Setelah menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, kita dibasuh oleh darah-Nya; maka sudah layak dan sepantasnya kalau kita berbalik dari jalan-jalan kita yang jahat sehingga bebas dari segala hukuman dan menjadi orang yang hidup berkemenangan.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, marilah kita bersyukur kepada Allah dan mengasihi Yesus Kristus dengan mentaati segala perintah-Nya, karena kita tahu bahwa Dialah yang membebaskan kita dari segala hukuman lewat pengorbanan-Nya di kayu salib, sehingga kita boleh hidup berkemenangan hingga kita masuk ke dalam kemuliaan-Nya yang kekal. Amin!

Blog Post

Related Post

Minggu, 25 Juni 2023

Persoalan Yang Dicari-cari

Persoalan Yang Dicari-cari

(Pembacaan Alkitab: Titus 3:8-15)

Secara garis besar ada tiga tipe manusia yaitu: mereka yang lari dari persoalan ke narkoba, ke dukun dan lain sebagainya; mereka yang menghadapi persoalan; dan mereka yang mencari-cari persoalan, yang selalu merasa hidupnya tidak bahagia.

Dalam hidup ini, banyak persoalan yang sesungguhnya tidak prinsip dan hanya dicari-cari, persoalan kecil yang dibesar-besarkan, hingga akhirnya mendatangkan kekecewaan dan sakit hati; tidak sedikit perpecahan dalam rumahtangga dan gereja terjadi karena persoalan yang dicari-cari atau persoalan kecil yang dibesar-besarkan. Sebagai orang percaya, dengan iman kita harus belajar tekun dan sabar menanggung segala perkara, sehinga tidak tertipu oleh iblis lewat persoalan yang dicari-cari.

Apa saja yang termasuk persoalan yang dicari-cari?

  1. Persoalan kecil yang dibesar-besarkan. Sesungguhnya persoalannya sederhana, tapi karena kita tersinggung, kecewa dan tidak mau berkomunikasi, akhirnya persoalan kecil menjadi besar.
  2. Persoalan yang ditanggapi dengan pikiran negatif. Apa pun persoalan hidup kita, ketika kita tanggapi dengan pikiran negatif, akan semakin menekan hidup kita sendiri.
  3. Persoalan yang timbul akibat kebodohan kita sendiri. Ketika kita cenderung emosi dan menuruti hawa nafsu daging, kita bodoh; dan akibat kebodohan kita sendiri, jangan heran kalau timbul berbagai persoalan yang tidak perlu.
  4. Persoalan yang terjadi akibat keputusan yang keliru. Ketika kita cenderung gegabah mengambil keputusan dengan mengandalkan pemikiran sendiri tanpa meminta hikmat dari Tuhan, keputusan kita lebih sering keliru, dan keputusan yang keliru akan disertai oleh berbagai persoalan yang tidak perlu.

Saudara-Saudari yang dikasihi Tuhan, hidup Kristiani tidaklah bebas dari persoalan; tapi janganlah hendaknya kita menanggung konsekuensi-konsekuensi negatif akibat persoalan yang dicari-cari; marilah kita hidup oleh iman, dengan pandangan yang terus tertuju kepada Kristus, maka niscaya kita akan mampu menyelesaikan setiap persoalan yang Tuhan izinkan terjadi, dan bukan menghadapi persoalan yang dicaricari. Amin!

Blog Post

Related Post

Sabtu, 24 Juni 2023

Dahulu Dan Sekarang

Dahulu Dan Sekarang

(Pembacaan Alkitab: Titus 3:1-7)

Dalam hidup ini ada 3 tipe manusia: mereka yang senang bernostalgia, mereka yang senang berkhayal, dan mereka yang hidup hanya untuk hari ini, tidak peduli dengan hari kemarin atau hari esok, yang penting hari ini. Demikianlah manusia tak dapat dipisahkan dari masa atau zaman: dahulu, hari ini, dan hari esok. Tapi ketiga-tiganya tidak baik; ketika kita menekankan hanya pada hari kemarin, atau hanya pada hari esok, atau hanya pada hari ini, segala sesuatunya menjadi tidak seimbang. Yang terbaik adalah belajar dari hari kemarin, tekun menjalani hari ini sambil memandang kepada hari esok. Jadi kita belajar dari segala yang pernah kita alami, entah kegagalan atau keberhasilan, kepahitan atau kesenangan, dan lain sebagainya, lalu tekun menjalani hari ini, sambil memandang kepada hari esok. Sebab pada dasarnya setiap manusia punya masa lalu; yang penting adalah belajar mengambil yang positif dari masa lalu, tekun menjalani masa sekarang, mengetahui bahwa "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia"; kasih setia Tuhan yang luar biasa itulah yang menuntun kita sampai kepada hari ini.

Dari bacaan Kitab Suci hari ini, ada beberapa hal penting yang dapat kita pelajari, antara lain:

  1. Kita dahulu dan kita sekarang haruslah berbeda. Masa lalu kita boleh gelap, penuh dosa, asalkan sekarang kita berubah; jangan sampai sebaliknya: masa lalu kita baik, sekarang malah tidak baik.
  2. Keberadaan kita dahulu jangan sampai mengikat keberadaan kita sekarang. Janganlah menangisi pengalaman-pengalaman di masa lalu; belajarlah memetik manfaatnya demi menjalani hari depan, dengan kepastian bahwa Roh Kudus akan menuntun kita.
  3. Mulai sekarang kita harus terus diperbaharui oleh Roh Kudus. Suatu hari kelak setiap kita yang percaya harus menjadi mempelai Kristus yang tak bercacat dan tak bercela; itu berarti semakin hari kita harus semakin berkenan kepada Tuhan dengan bergaul erat dengan Firman-Nya serta melakukannya.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, orang yang belajar dari hari kemarin dan tekun menjalani hari ini sambil memandang kepada hari esok akan menjadi orang yang sukses dalam hidupnya demi kemuliaan Tuhan. Amin!

Blog Post

Related Post

Back to Top

Visitor

Cari Artikel