Pemberitaan Injil
(Pembacaan Alkitab: 1 Tesalonika 1:2-10)
Jadi, bagi orang percaya, Alkitab itulah Injil, tapi bagi orang yang tidak percaya, setiap kita yang percaya inilah Injil, di mana sebagai orang percaya, kita menjadi terang, menjadi garam, menjadi saksi Kristus. Demikianlah Injil yang sebenarnya, karena Injil artinya kabar baik, dan ketika kita menjadi terang di tengah dunia yang gelap ini, kita memberitakan kabar baik. Kristus menghendaki agar kita bukan saja menerima kabar baik melainkan juga menjadi pemberita kabar baik.
Demikianlah dalam ayat 5 bacaan Kitab Suci hari ini dikatakan bahwa "Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga ..."
- Dengan kekuatan oleh Roh Kudus. Injil tidak bisa diberitakan hanya dengan perkataan saja. Kegagalan pemberitaan Injil bukanlah karena adanya bom, adanya pembakaran gereja, atau karena kurangnya dana; pemberitaan Injil seringkali terhambat karena orang-orang yang memberitakannya itu sendiri hidupnya tidak berubah, tidak menjadi teladan. Untuk itu, kita harus melekat kepada Kristus.
- Dengan kepastian yang kokoh. Artinya hidup Kristiani bukanlah hidup yang bimbang, yang ragu-ragu, melainkan hidup dalam kepastian, bahwa janji Allah adalah ya dan amin. Orang yang bimbang takkan menjadi berkat, takkan menjadi saksi Tuhan dan takkan memberikan pengharapan bagi orang lain.
- Dengan pekerjaan nyata. Paulus menegaskan bahwa pemberitaan Injil disampaikan bukan saja dengan perkataan melainkan juga dengan pekerjaan nyata. Banyak orang berseru, "Tuhan, Tuhan," tapi hidupnya tidak mencerminkan hidup anak Tuhan. Karena itu mari lakukan pekerjaan nyata sebagai anak Tuhan.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, kita yang percaya adalah pemberita Injil; karena itu hidup kita harus senantiasa kita jalani di dalam kekuatan oleh Roh Kudus, dengan kepastian yang kokoh, dan dengan pekerjaan nyata yang menunjukkan bahwa Kristus hidup di dalam dan melalui kita, sehingga langkah hidup kita senantiasa penuh dengan kepastian dan kemenangan. Amin!